Tripoli, Purna Warta – Eskalasi dan meningkatnya konflik antara milisi yang bersaing di ibu kota Libya menewaskan sedikitnya 57 orang dan menyebabkan penduduk terjebak di rumah mereka pada hari Selasa. “Tidak dapat melarikan diri dari kekerasan,” kata otoritas medis.
Baca Juga : Konfrontasi Tentara dan Warga Suriah dengan Unit Tentara Amerika
Pusat Darurat Medis Libya mengumumkan pada hari Rabu bahwa 230 keluarga di lingkungan timur dan tenggara Tripoli, ibu kota Libya, meninggalkan daerah tersebut menyusul meningkatnya konflik. Sedikitnya 57 orang tewas dalam bentrokan bersenjata antara faksi-faksi Libya yang bertikai di Tripoli, kata para pejabat medis pada Rabu.
Kekerasan yang terjadi pada hari Senin telah mengakibatkan lebih dari 140 orang terluka. Gencatan senjata yang ditengahi oleh pemerintah persatuan nasional mulai berlaku pada Rabu pagi. Juru bicara Pusat Pengobatan dan Dukungan Darurat, Malek Marsit, tidak menjelaskan apakah korban tewas adalah warga sipil atau anggota milisi.
Bentrokan tersebut, yang dimulai pada Senin malam setelah pemimpin Brigade 444 Mahmoud Hamzah ditahan oleh Pasukan Pencegahan Khusus saingannya, menandai pecahnya kekerasan paling parah tahun ini.
Baca Juga : Iran Pamerkan Drone Terbaru, Mohajer 10
Pertumpahan darah ini terjadi setelah periode yang relatif tenang ketika para aktor politik Libya berupaya menuju pemilihan umum dan memulihkan stabilitas negara yang telah dilanda perang sejak penggulingan dan kematian diktator Muammar Gadhafi pada tahun 2011.