Cape Town, Purna Warta – Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, di tengah kemarahan publik yang meningkat, telah menyatakan keadaan bencana nasional atas krisis energi listrik yang melumpuhkan negara itu. Ia memperingatkan bahwa hal itu merupakan ancaman eksistensial terhadap ekonomi dan struktur sosial.
Baca Juga : Presiden Raisi: Iran-Cina Anggap Unilateralisme Dan Sanksi Penyebab Krisis Dan Ketidakamanan
Selama pidato kenegaraan di Cape Town pada hari Kamis (9/2), Ramaphosa mengatakan tindakan itu akan segera berlaku. Ia berkata, ”Afrika Selatan berada dalam cengkeraman krisis energi yang mendalam.”
“Krisis telah berevolusi secara progresif untuk memengaruhi setiap bagian masyarakat. Kita harus bertindak untuk mengurangi dampak krisis terhadap petani, usaha kecil, infrastruktur air dan jaringan transportasi kita”. Tambahnya.
Karena itu, ia menambahkan, pemerintahnya menyatakan keadaan bencana nasional untuk menanggapi krisis listrik dan dampaknya.
Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan energi negara Eskom telah menjadwalkan pemadaman listrik hingga 12 jam sehari untuk mencegah meningkatnya keruntuhan pembangkit listrik tenaga batu bara, andalan jaringan listrik negara.
Baca Juga : Moskow: AS Rekrut Teroris Takfiri Untuk Lakukan Serangan Di Rusia Dan Negara Bekas Republik Soviet
Akibatnya, pemerintah Ramaphosa berada di bawah kemarahan publik dengan pabrik-pabrik terhenti, tanaman layu dan makanan membusuk.
“Tugas kami yang paling mendesak adalah untuk secara dramatis mengurangi keparahan pelepasan beban dalam beberapa bulan mendatang,” kata Ramaphosa, menjanjikan dukungan untuk Eskom.
“Deklarasi peringatan akan kondisi bencana akan memungkinkan kami untuk menyelamatkan infrastruktur penting seperti rumah sakit dan instalasi pengolahan air dari pelepasan beban. Itu akan memungkinkan kami untuk mempercepat proyek-proyek energi dan membatasi persyaratan peraturan”, katanya.
Ramaphosa menghadapi reaksi keras dari oposisi, Aliansi Demokratik, partai oposisi terbesar di Afrika Selatan.
Partai tersebut mengatakan keadaan bencana akan memberdayakan ANC untuk menyalahgunakan proses pengadaan dan mengeluarkan peraturan tidak masuk akal yang tidak ada hubungannya dengan krisis listrik sambil berjanji untuk menggugat tindakan tersebut di pengadilan.
Baca Juga : Dilanda Krisis Energi, Presiden Afsel Nyatakan Kondisi Darurat
Pidato Ramaphosa di parlemen mengalami gangguan besar, karena anggota parlemen oposisi terutama dari Partai Pejuang Kebebasan Ekonomi (EFF) paling kiri keluar secara massal. Beberapa anggota rombongan menyerbu panggung, menyebabkan pidatonya tertunda selama 45 menit.