Johannesburg, Purna Warta – Presiden Iran dan Brasil menekankan perluasan hubungan dan kerja sama bilateral di sela-sela KTT BRICS ke-15 di Johannesburg, Afrika Selatan.
Presiden Republik Islam Iran, Ebrahim Raisi, melakukan perjalanan ke Afrika Selatan pada Rabu malam sebagai ketua delegasi untuk menghadiri negara-negara anggota BRICS atas undangan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa.
Baca Juga : Konfrontasi Tentara dan Warga Suriah dengan Unit Tentara Amerika
Presiden Republik Islam Iran berpartisipasi dan berbicara pada KTT BRICS ke-15, yang mengundang para pemimpin 70 negara; Ia juga mengadakan pembicaraan dengan beberapa pemimpin negara yang hadir pada pertemuan puncak tersebut.
Raisi juga bertemu dengan Presiden Brasil, Lula da Silva, dan menyatakan kepuasannya atas terpilihnya kembali Presiden Brasil tersebut menjadi presiden negara tersebut dan menekankan penguatan hubungan antara Iran dan Brasil.
Menyinggung kegagalan kebijakan tekanan maksimum Amerika Serikat, yang diakui oleh para pejabat Amerika, Presiden Iran menambahkan bahwa meskipun ada sanksi yang dikenakan terhadap negaranya, kemajuan Iran dalam ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sebuah lompatan maju.
Presiden Brasil Lula da Silva mengucapkan selamat atas keanggotaan Iran dalam kelompok BRICS. Dia mengatakan: “Ada banyak peluang dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, akademik, dan budaya untuk memperluas kerja sama dan hubungan antara kedua negara.”
Baca Juga : Iran Pamerkan Drone Terbaru, Mohajer 10
Presiden Brasil menganggap sanksi sebagai senjata yang menargetkan masyarakat di negara tersebut. Da Silva menyebut struktur Perserikatan Bangsa-Bangsa saat ini “tidak mampu mencegah perambahan kekuasaan terhadap hak-hak bangsa,” dan menekankan perlunya mendesain ulang sistem yang ada.
Ia menyatakan BRICS harus mampu membangun logika dan tatanan ekonomi baru di dunia.