Khartoum, Purna Warta – Delegasi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) direncanakan melakukan perjalanan ke Sudan saat bentrokan terus berlanjut di negara Afrika itu.
Delegasi tingkat tinggi OKI akan mengadakan pembicaraan tentang situasi di negara yang dilanda konflik itu, lapor Kantor Berita Anadolu.
Setidaknya 550 orang tewas dan lebih dari 4.900 terluka dalam pertempuran antara Angkatan Darat Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter sejak 15 April, menurut Kementerian Kesehatan Sudan.
Baca Juga : Gembong Jaringan Harakat al-Nidhal Dieksekusi Mati Hari Ini di Iran
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, kelompok yang berbasis di Jeddah itu mengatakan pertemuan darurat diadakan untuk membahas situasi di Sudan.
Sekretariat Jenderal OKI “menegaskan posisi OKI dalam mendukung stabilitas dan persatuan Sudan,” kata pernyataan itu.
Kelompok pan-Islam menyerukan “segera diberlakukannya gencatan senjata, tenang, menahan diri, gencatan senjata kemanusiaan dan kembali ke jalur dialog serta negosiasi untuk membawa fase transisi di Sudan ke tempat yang aman.”
OKI mengatakan akan terus menindaklanjuti perkembangan situasi di Sudan “untuk mencapai proses damai yang mencapai aspirasi rakyat Sudan.”
Ketidaksepakatan telah muncul dalam beberapa bulan terakhir antara Angkatan Darat Sudan dan pasukan paramiliter mengenai integrasi RSF ke dalam angkatan bersenjata sebagai syarat utama perjanjian transisi Sudan dengan kelompok-kelompok politik.
Baca Juga : AS: Normalisasi Israel dan Saudi adalah Kepentingan Kami
Sudan tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi sejak Oktober 2021, ketika militer membubarkan pemerintahan transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan menyatakan keadaan darurat dalam sebuah langkah yang dikecam oleh kekuatan politik sebagai “kudeta”.
Masa transisi Sudan, yang dimulai pada Agustus 2019 setelah penggulingan presiden Omar Al-Bashir, dijadwalkan berakhir dengan pemilu pada awal 2024.