Cape Town, Purna Warta – Mayibuye Mandela, aktivis politik Afrika Selatan yang juga cicit Nelson Mandela, mengatakan rakyat Palestina dan Hamas harus dipersenjatai untuk melindungi dirinya sendiri dari pasukan pendudukan Israel.
Baca Juga : AS Memveto Resolusi PBB; Israel Intensifkan Serangan ke Gaza
Dia mencatat bahwa Nelson Mandela telah menyampaikan rasa terima kasihnya yang sebesar-besarnya atas dukungan yang tak tergoyahkan dari rakyat Palestina, yang berdiri dalam solidaritas dengannya selama masa-masa kelam apartheid di Afrika Selatan.
Berbicara kepada RT dalam sebuah wawancara, Mayibuye mengatakan Israel dapat melakukan apa pun yang diinginkannya tanpa mendapat hukuman. “Tampaknya Israel diberi kekuasaan penuh untuk melakukan apa pun. Dan saya tentu saja menyalahkan Amerika, mereka selalu berada di pihak yang salah dalam sejarah,” katanya
Dia menambahkan bahwa AS memiliki media yang kuat. “Yang didanai oleh para propagandis yang paling kuat,” ujarnya. Dia membandingkan perang Israel-Hamas dengan apartheid, mengeklaim bahwa AS telah mengirim agen CIA untuk menangkap Nelson Mandela. “Dan pasukan internasional mensponsori apa yang terjadi,” ujarnya.
Menurutnya, Afrika Selatan telah menjatuhkan sanksi terhadap Israel dan menyerukan perdamaian untuk mendukung Palestina. “Kedutaan Besar Israel harus disingkirkan. Makanan di rak, jika berasal dari Israel, harus disingkirkan. Kita harus memberikan sanksi kepada Israel,” paparnya.
Baca Juga : UNICEF: Pembatasan Israel terhadap Pengiriman Bantuan ke Gaza adalah Hukuman Mati bagi Anak-anak
“Rakyat Palestina dan Hamas harus membela diri, dan perlu dipersenjatai oleh Afrika Selatan,” kata Mayibuye. Dia menekankan bahwa Afrika Selatan tidak memiliki masalah apapun dengan orang-orang Yahudi. “Kami mempunyai masalah dengan Zionis yang menindas rakyat Palestina, membunuh anak-anak di Gaza dan wanita hamil,” katanya, seraya menambahkan bahwa selama apartheid di Afrika Selatan, ada orang kulit putih yang berperang melawan para penindas–melawan mereka yang berwarna kulit sama. “Situasi idealnya adalah solusi dua negara,” imbuh dia, mengacu pada soluasi dari konflik Israel-Palestina.