Rabat, Purna Warta – Pihak berwenang di Maroko mengatakan bahwa para migran tewas pada hari Jumat (24/6) dalam sebuah upaya penyeberangan ke Melilla, setelah sekitar 2.000 orang mencoba memanjat pagar besi yang memisahkan Maroko dan Melilla dengan banyak dari mereka jatuh dalam upaya tersebut.
Baca Juga : Para Pekerja Korut Bersumpah Balas Dendam Kepada AS
Video yang dibagikan oleh Asosiasi Hak Asasi Manusia Maroko tampaknya menunjukkan lusinan migran yang memadati area di sebelah pagar perbatasan, beberapa berdarah dan banyak yang terbaring tak bergerak dengan pasukan Maroko yang mengenakan perlengkapan anti huru hara mengawasi mereka setelah penyeberangan.
Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahammat dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter pada hari Minggu (26/6) menyatakan keterkejutannya atas apa yang disebutnya perlakuan “kekerasan” terhadap para pencari suaka Afrika yang berusaha melintasi perbatasan.
Dia menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut sambil mengingatkan semua negara tentang kewajiban mereka di bawah hukum internasional untuk memperlakukan semua migran dengan martabat dan untuk memprioritaskan keselamatan dan hak asasi manusia mereka.
Sekitar 140 personel keamanan Maroko dan 49 personel keamanan Spanyol juga terluka dalam insiden itu, kata laporan tersebut.
Baca Juga : Kerjasama Iran – Nikaragua Dalam Bidang Farmasi
Gambar yang diterbitkan oleh media Spanyol menunjukkan orang-orang tergeletak di trotoar di Melilla, beberapa dengan tangan berlumuran darah dan pakaian robek.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) dalam sebuah pernyataan menyatakan kesedihan dan keprihatinan yang mendalam atas insiden tersebut sambil mendesak pihak berwenang untuk mengutamakan keselamatan migran dan pengungsi serta menahan diri dari penggunaan berlebihan pemaksaan dan menjunjung tinggi hak asasi mereka.”