Johannesburg, Purna Warta – Johannesburg menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin negara-negara BRICS, yaitu Brazil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan, dengan perluasan blok tersebut menjadi agenda utama.
Dalam pidatonya menjelang KTT tanggal 22-24 Agustus, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyatakan dukungannya terhadap perluasan blok tersebut.
Baca Juga : PBB: Penguasa Taliban Bunuh Lebih 200 Mantan Tentara dan Pejabat Sejak Pengambilalihan Afghanistan
“BRICS yang diperluas akan mewakili beragam kelompok negara dengan sistem politik berbeda yang memiliki keinginan yang sama untuk memiliki tatanan global yang lebih seimbang,” ujarnya.
Ramaphosa menjamu timpalannya dari Tiongkok Xi Jinping untuk kunjungan kenegaraan pada Selasa pagi (22/8) menjelang pertemuan dengan para pemimpin kelompok lainnya pada hari berikutnya.
KTT tersebut juga akan dihadiri oleh Luiz Inacio Lula da Silva dari Brasil dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin akan menghadiri KTT tersebut secara virtual.
Meningkatkan penggunaan mata uang lokal negara-negara anggota juga tetap menjadi agenda KTT.
Baca Juga : Afrika Selatan Jadi Tuan Rumah KTT BRICS di Tengah Rencana Ekspansi
Para pemimpin BRICS dilaporkan akan mengadakan retret kecil dan makan malam pada Selasa malam di mana mereka mungkin akan membahas kerangka kerja dan kriteria untuk memasukkan anggota baru ke dalam kelompok tersebut, yang sudah menjadi rumah bagi hampir 40 persen populasi dunia dan PDB seperempat populasi dunia.
Menurut para pejabat Afrika Selatan, lebih dari 40 negara telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan BRICS dan hampir dua lusin negara di antaranya telah secara resmi meminta untuk diterima.
Presiden Iran Ibrahim Raisi dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam KTT BRICS ke-15 atas undangan Ramaphosa.
Iran termasuk di antara banyak negara yang ingin menjadi anggota BRICS dan telah mengajukan permohonan resmi untuk bergabung dengan badan tersebut.
Rusia dan Tiongkok menyambut baik permohonan Iran dan perluasan kelompok tersebut dengan melibatkan kekuatan-kekuatan internasional.
Baca Juga : Para Pegiat Prihatin Atas Hubungan X (Twitter) dengan Agen Mata-mata Israel
Potensi perluasan blok tersebut, yang disebut BRICS+, bertujuan untuk mengubahnya menjadi blok geopolitik untuk menantang dominasi keuangan dan mata uang Barat.