Kairo, Purna Warta – Sebuah misi arkeologi bersama Mesir-Spanyol menemukan 32 makam batu kapur kuno yang berasal dari era Romawi, Persia, Bizantium, dan Koptik di provinsi tengah Minya di Mesir Hulu. Laporan tersebut disampaikan Kementerian Purbakala dan Pariwisata Mesir pada Jumat (24/2) sebagaimana dilansir dari Iran Press.
“Penemuan ini sangat penting untuk mengungkapkan rahasia tentang sejarah Mesir Hulu,” kata Mostafa Waziri, ketua Dewan Tertinggi Kepurbakalaan.
Baca Juga : Badan Migrasi PBB Laporkan 112 Migran Ilegal di Libya telah Dipulangkan
Pernyataan kementerian tersebut mengatakan makam era Romawi ditemukan tanpa tutup atau manuskrip, sedangkan era Koptik adalah lubang persegi panjang di bawah tanah, di mana beberapa potongan tembikar ditemukan.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa salah satu makam yang ditemukan masih utuh sementara yang lain telah dibuka oleh para penjarah di zaman kuno.
Sebelumnya Purbakala dan Pariwisata Mesir memamerkan lebih dari 100 peti mati yang berusia 2.500 tahun, penemuan terbaru dan terbesar tahun ini di tanah pemakaman yang luas di Nekropolis Saqqara.
Peti mati Dinasti ke-26 – tersegel, dicat dengan halus, dan terpelihara dengan baik – memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada penemuan sebelumnya di sana, kata sekretaris jenderal dewan tertinggi barang antik, Mostafa Waziri, yang menyatakan bahwa peti mati itu memiliki harga yanh tidak ternilai.
Lima puluh sembilan peti mati digali pada bulan Agustus tahun lalu di situs warisan dunia UNESCO yang sama. Lebih banyak harta karun diharapkan dapat ditemukan di sana, kata Waziri.
Peti mati yang baru ditemukan, ditambah mumi dan artefak terkait, akan dipajang di Museum Agung Mesir, dan nanti dapat disaksikan oleh publik.
Dinukil dari Wikipedia, Mesir Kuno terbagi atas dua wilayah, yang dikenal sebagai Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Di bagian utara adalah Mesir Hilir di mana Sungai Nil berakhir dengan beberapa muaranya dan membentuk Delta Sungai Nil. Di bagian selatan adalah Mesir Hulu, yang membujur sampai ke Syene. Kedua negara, Mesir Atas dan Bawah bersatu pada kira-kira tahun 3100 SM, tetapi masing-masing masih mempertahankan kerajaannya. Firaun merupakan pemimpin kedua kerajaan tersebut.
Baca Juga : Mencari Pengganti Buhari, Nigeria Gelar Pemilihan Presiden
Penamaan “Hulu” dan “Hilir” berdasarkan pada aliran Sungai Nil yang berasal dari dataran tinggi Afrika Timur (hulu) menuju ke Laut Tengah (hilir).
Ada beberapa perbedaan antara orang-orang Mesir Hulu dan Hilir pada masa kuno. Mereka berbicara dalam dialek yang berbeda dan memiliki pakaian yang berbeda. Banyak dari perbedaan ini dan ketegangan yang dibuat, masih ada pada masa sekarang. Di Arab-Mesir, orang-orang Mesir Hilir dikenal sebagai baḥarwa dan orang-orang Mesir Hulu dikenal sebagai ṣaʻayda.