PurnaWarta — Venna Melinda menjadi korban KDRT di kalangan selebritis akhirnya buka suara. Venna memaparkan kronologi tersebut di sebuah acara televisi.
Dilansir dari CNNIndonesia, Venna Melinda memaparkan detail kronologi KDRT oleh Ferry Irawan versi aktris itu yang terjadi di balik pintu kamar hotel di Kediri pada Minggu (8/1).
Saat sesi Pagi Pagi Ambyar Trans TV yang tayang Senin (16/1), Vena Melinda menjelaskan bahwa semua terjadi karena kecemburuan dan permintaan Ferry yang memang tak bisa ia penuhi.
Venna mengaku lelah bertengkar terus dengan Ferry bila ada keinginan pria itu yang tak bisa ia penuhi. Padahal, kata Venna, permintaan Ferry selalu ia penuhi bila sedang tak ada pekerjaan.
“Itu tuh dari jam 6, meributkan hal yang sebenarnya bukan waktunya suami meributkan hal yang enggak penting,” kata Venna.
“Jadi aku komplain, aku bilang, ‘aku capek kalau kayak begini. Saya hanya mau kerja, tolong dukung’. Ribut-ribut sampai jam 7, ada lagi ribut masalah pintu,” lanjutnya merujuk cekcok soal Venna tutup pintu kamar mandi kala Ferry sedang buang hajat.
“Akhirnya ribut-ribut lagi sampai akhirnya keluar kata-kata dia, ‘ya sudah saya temani tiga hari, tapi habis itu kamu hidup sendiri’. Nah di situ lah, saya mulai merasa cukup. ‘Kalau diancam mau ditinggal, kenapa enggak sekarang saja?’,” lanjutnya.
Ucapan Venna rupanya memantik emosi Ferry semakin membara. Venna menyebut Ferry kemudian mengangkat badannya dan mendorongnya ke tempat tidur.
Ferry kemudian disebut menindih Venna hingga perempuan itu mengatakan “enggak bisa bergerak”, kemudian menekan tulang hidung Venna dengan kepalanya secara kencang dan dalam durasi tidak sebentar, serta semakin intens seiring waktu berjalan.
“Di situ lah, sudah dari yang pandangan terang karena menatap langit-langit sampai jadi gelap. Sampai aku bilang, ‘Bi, ini patah hidungku! Patah!’. Karena dia dengar kode dari aku, dia lepasin,” kata Venna.
“Begitu dia lepasin, aku bangun, darah ngocor. Aku kaget, dia juga kaget, tapi hal pertama yang dia lakukan adalah dia mengelap darah. Dia mau hilangkan barang bukti,” lanjut Venna.
“Di situ aku dorong dia, aku bilang ‘enggak! Ini saya mau telepon ibu saya’. Saya ambil telepon, kemudian dia rampas lagi. Saya ambil telepon di sebelah tempat tidur karena mau hubungi operator hotel, mau minta pertolongan, diambil lagi,” paparnya.
Venna mengaku dirinya merasa begitu lemas melihat darah terus mengucur deras dari hidungnya. Ia pun segera keluar dari kamar sembari teriak meminta pertolongan kepada siapa pun.
“Hari itu enggak ada yang menolong, karena itu hari Minggu, mungkin penghuni sebelah pada sarapan. Di depan hotel juga ada car free day, ada musik senam yang keras banget,” kata Venna.
“Jadi saya itu bingung, saya pencet lift, enggak terbuka. Ada mbak-mbak janitor di ujung [lorong] terus saya bilang, ‘Mbak! Tolong saya mbak! Tolong panggil polisi!’,” lanjutnya.