Purna Warta — Penyanyi pop bersuara merdu, Tere ternyata telah memeluk agama Islam. Sekian lama menghilang dari dunia musik, Tere baru-baru ini dikabarkan telah memeluk agama Islam dan menjadi muallaf.
Masih ingat penyanyi Tere? Mungkin bagi kamu yang tumbuh di era 1990-2000an lagu-lagu Tere sangat akrab di telinga.
Lama tak terdengar kabarnya ternyata Tere kini telah memeluk islam alias mualaf. Penyanyi dengan nama lengkap Annisa Theresia Ebenna Ezeria itu bersyahadat dan menjadi muslim pada tahun 2000, namun kabar hijrahnya baru santer terdengar tahun 2018.
Tak banyak juga yang tahu perjalanan di balik proses mualaf Tere. Beberapa waktu lalu, Tere berkesempatan membagi kisah mualafnya, bagaimana ia melalui pergolakan batin hingga memutuskan hijrah.
Setelah mengucap dua kalimat syahadat pada tanggal 2 September 2000, Tere berujar terus merasa bersyukur. Setelah belajar membaca Al Qur’an, Tere merasakan begitu banyak petunjuk yang ia dapatkan lagi.
Ada banyak pelajaran yang ia dapat ketika melakukan itikaf di masjid pada bulan Ramadhan. Saat terus mempelajari dan memperdalam Islam, Tere semakin mengetahui banyak hal. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk menutup auratnya dan menggunakan hijab secara syari.
Ia memutuskan untuk menutup aurat secara kafah pada 6 Januari 2017. Tere merasaka banyak mendapatkan hidayah setelah mengenakan hijab, ia meminta doa dari masyarakat agar istikomah.
Pertanyaan yang bikin Terre masuk islam
Dalam laman youtube ‘Kisah Mualaf Dunia – Kisah pencari kebenaran’ Tere diwawancarai seorang Ustaz, Tere membeberkan soal pergolakan batinnya saat ingin masuk islam.
“Saya lahir di dunia dengan kondisi orangtua bukan Islam tapi Nasrani. Keluarga besar saya kebanyakan Katolik. Saya sekolah kesusteran katolik tapi ketika SMA dan kuliah saya di sekolah umum,” ujar wanita yang kini bernama Annisa Teresia Pardede, dilansir dari laman Youtube Kisah Mualaf Dunia Rabu 3 Juni 2020.
Lebih lanjut Tere menjelaskan bahwa dirinya sejak kecil bergelut dengan pertanyaan seputar agamanya dengan guru agamanya (suster) kala itu.
“Ketika saya SMP saya pernah mempertanyakan beberapa hal tentang posisi Nabi Isa di dalam bibble (kitab). Karena yang jelas Nabi Isa berdoa di taman Getsemani kepada Tuhan. Kepada Bapa-Nya,” ujar Tere.
Padahal, sepanjang yang ia ingat bahwa waktu itu surat Markus jelas bahwa yang harusnya disembah itu adalah Allah yang Esa.
“Ketika saya menyampaikan itu, guru agama saya dulu saya di kesusteran saya guru agamanya juga suster maka saya tanyakan itu. Dan ketika saya tanyakan kenapa Yesus disalib juga, kata suster saya, saya kurang beriman,” kenang Tere.
Karena disebut mempertanyakan hal-hal yang di luar jangkauan pemikiran manusia. Sejak itu Tere mengaku tak berani menanyakannya lagi.
Saat menginjak usia kuliah, Tere kembali dihadapkan pada nuraninya yang terusik. Ia berkesempatan berdiskusi dengan nenek sahabatnya yang mualaf.
“Ketika saya sedang berdiskusi dengan teman saya soal eksistensi siapa Tuhan dan pemilik alam semesta ini, mereka menjawab Allah. Rupanya Yesus juga dia akui dalam islamm bukan sebagai Allah, tapi sebagai Nabi.
Dari situlah bermula kisah mualaf Tere, ia kemudian memulai riset mencari tahu versi Yesus dalam ajaran Islam.
“Pada waktu itu saya sudah Katekisasi (mendapat bimbingan mendasar mengenai Kekristen oleh pemimpin agama biasanya Pendeta atau Pastor),” ujarnya.
Merasa sudah didogma dengan optimal maka Tere merasa punya tanggung jawab mengembalikan ‘domba-domba’ yang hilan.
“Dan saya melihat teman saya sebagai domba yang hilang.”
Kini setelah 10 tahun hijrah Tere sibuk berdakwah, dan membangun komunitas muslim yang membantu para mualaf untuk hijrah dan belajar mengaji.