PurnaWarta — Kiky Saputri sedang disoroti mengenai pernyataannya bahwa dokter Indonesia masih kalah dengan dokter luar negeri. Pasalnya Kiku Saputri punya pengalaman yang buktikan kemampuan dokter Indonesia masih kurang.
Dilansir dari CNNIndonesia, selain organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), kalangan dokter secara pribadi juga merespons kritik komika Kiky Saputri. Berbagai reaksi ini muncul usai Kiky mengunggah cuitan tentang pengalamannya membawa sang mertua berobat di Singapura. Di sana ia ditertawakan sebab mertuanya didiagnosis stroke kuping saat diperiksakan di layanan kesehatan di Indonesia.
Dia pun menilai pelayanan kesehatan di luar negeri lebih dari dari di Indonesia.
Dokter spesialis penyakit jantung Vito Damay mengatakan dokter di Indonesia memiliki kualitas tak kalah dari dokter luar negeri. Mereka kerap jadi pembicara di gelaran bertaraf internasional.
“Banyak kok dokter Indonesia berbicara di kancah internasional. Dikira dokter Tiktokan doang,” kata Vito via pesan singkat pada CNNIndonesia.com, Kamis (9/3).
“Selain komedian stand up di New York, artis datang ke fashion show di New York, artis shooting video clip di luar negeri, ini dokter Indonesia loh jadi pembicara di event internasional di New York dipercaya jadi Vice Presiden organisasi internasional.”
Vito sendiri misalnya, dia menyebut kerap kali diundang menjadi pembicara banyak workshop kesehatan di luar negeri. Dia bahkan juga tercatat sebagai vice president dari International College of Angiology (ICA) yang berbasis di Amerika.
Dalam organisasi tersebut bukan hanya Vito yang memegang jabatan, tapi juga Iwan Dakota sebagai President ICA, dan Anwar Santoso sebagai Vice President.
ICA adalah organisasi ilmiah nirlaba, internasional, dan interdisipliner yang didirikan pada tahun 1958, dan terdiri dari dokter dan ilmuwan yang sangat berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup melalui praktik pengobatan dan pembedahan kardiovaskular. Organisasi ini juga masuk sebagai anggota dari organisasi kesehatan dunia Council for International Organizations of Medical Sciences (CIOMS).
Dia berharap lebih banyak dukungan mengalir buat dokter-dokter Indonesia ketimbang terus membandingkannya dengan dokter luar negeri.
Cuitan Kiky Saputri juga direspons IDI. Ketua Umum Pengurus Besar IDI (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan kualitas dokter Indonesia tidak kalah bagus dengan dokter luar negeri.
“Saya menjamin dokter Indonesia lebih baik dan dokter Indonesia fokus untuk rakyat Indonesia,” kata Adib saat ditemui di kantor PB IDI, Jakarta Pusat, Kamis (9/3).
Meski kualitas bisa diadu, ada sejumlah alasan orang Indonesia memilih berobat di luar negeri. Beberapa alasan tersebut di antaranya persoalan biaya dan komunikasi dokter ke pasien.
Soal biaya, berobat di luar negeri dinilai lebih murah. Adib menduga perbedaan biaya ini berkaitan dengan pajak.
Kemudian, dokter di luar negeri juga dianggap lebih mampu mendengarkan keluhan pasien.
“Komunikasi [jadi masalah], jadi dokter Indonesia sebenarnya dengan komunikasi yang baik, kemudian lebih banyak mendengar keluhan-keluhan pasien, maka itu akan bisa dirasakan,” katanya.