Purna Warta – Pemain pesepakbola tim nasional Indonesia Asnawi Mangkualam telah menjalani musim ketiga berkarier di Liga Korea Selatan. Berbagai tantangan dihadapi Asnawi, termasuk perasaan rindu kampung halaman dan kenyataan gajinya lebih kecil dari saat bermain di Indonesia. Sebagaimana dilansir Harian Kompas, berikut tantangan yang dirasakan Asnawi setelah tiga musim bermain di Liga Korea.
Setelah empat musim membela klub kelahirannya, PSM Makassar, Asnawi Mangkualam memutuskan berkarier di luar negeri dengan menerima pinangan klub Korea Selatan, Ansan Greeners, pada 2021.
Dalam wawancara dengan FIFA, Asnawi mengaku terkejut ketika ada tawaran dari Ansan Greeners. “Kaget juga bisa dapat kesempatan, soalnya yang kita tahu kan pemain Indonesia sangat sulit untuk mendapat kesempatan bermain di luar negeri,” ungkap pemain berusia 23 tahun tersebut.
Asnawi memperkuat Ansan Greeners di kompetisi Liga 2 Korea Selatan selama dua musim dengan catatan 42 penampilan plus mencetak dua gol. Pada awal kedatangannya di Korea Selatan, Asnawi mengaku sempat merasakan rindu kampung halaman alias homesick.
“Di 2021 di awal saya baru masuk itu, adaptasi masalah homesick juga saya rasakan. Terlebih di Korea sangat sulit untuk mendapatkan makanan halal, jadi harus masak sendiri,” imbuh Asnawi. Adaptasi memang menjadi tantangan yang harus dihadapi Asnawi pada awal kariernya di Negeri Ginseng. Beruntung bagi Asnawi, ada banyak orang Indonesia di kota Ansan yang membantunya beradaptasi.
“Keuntungan bagi saya ketika 2021 saya bermain bersama Ansan Greeners banyak orang Indonesia yang tinggal di kota itu dan banyak warung Indonesia, jadi banyak orang-orang Indonesia yang membantu memberikan saya makanan,” tutur pemain berposisi full-back tersebut.
Selain adaptasi, tantangan lain yang dihadapi Asnawi saat memutuskan berkarier di luar negeri adalah restu orang tua. Asnawi mengaku, orang tuanya sempat tidak setuju dengan keputusannya bermain di Korea Selatan. Sebab, gaji di sana jauh lebih kecil dibandingkan dengan gaji di Indonesia.
“Awalnya tidak setuju ya, terutama tentang gaji pertama, gaji di Korea sangat kecil dibanding dengan di Indonesia, mungkin kalau saya bertahan di Indonesia saya bisa mendapatkan gaji tiga kali lipat dari di Ansan,” bebernya.
Pada akhirnya, Asnawi bisa meyakinkan kedua orang tuanya dan mereka mendukung langkah sang putra. Dua musim berseragam Ansan Greeners, pemain berposisi full-back itu kemudian pindah ke sesama klub Liga 2 Korea Selatan, Jeonnam Dragons, pada awal tahun ini.
Musim ini, Asnawi cukup banyak mendapatkan kesempatan tampil di Jeonnam Dragons. Hingga pekan ke-15, ia telah mengemas delapan penampilan dan sukses mencetak dua assists. Menurut Asnawi, kualitas Liga Korea Selatan masih jauh berada di atas Liga Indonesia. “Dari segi pemain, mentalitas pemain yang harus ditingkatkan,” ucap Asnawi.
“Dari liga ya memang masih tertinggal jauh dari Liga Korea, Indonesia masih tertinggal jauh. Karena di sini dari liga level mahasiswa sampai usia dini berjalan.” Tambahnya.
“Jadi klub itu tidak perlu seleksi pemain, mereka tinggal datang ke kompetisi dan mencari pemain dari sana,” kata Asnawi mengakhiri.