Purna Warta – Sah! Manchester City akhirnya sukses merengkuh Liga Champions yang dinanti setelah menjinakkan perlawanan alot Inter Milan pada partai final di Istanbul, Minggu (11/6) dini hari WIB.
Gol tunggal Rodri di pertengahan babak kedua sudah cukup untuk mengantarkan City ke panggung tertinggi Eropa sekaligus melengkapi treble, setelah sebelumnya sudah menjuarai Liga Primer Inggris dan Piala FA.
Prestasi mentereng itu tentu saja diikuti oleh fakta-fakta menarik, yang membuat pencapaian The Citizens terasa makin berarti. Apa saja itu? GOAL Indonesia dan Midea mengulasnya di sini!
Sejarah baru Pep Guardiola
Pep Guardiola mengukir sejarah baru sebagai pelatih pertama yang dua kali meraih treble menyusul keberhasilan Manchester City juara Liga Champions.
Sebelum melakukannya bersama City, pelatih berkepala plontos ini menyabet tiga trofi semusim bareng Barcelona pada 2008/09. Sebagai tambahan, ini adalah gelar Liga Champions ketiga sepanjang karier Guardiola alias tinggal berjarak satu trofi lagi untuk menyamai catatan pelatih tersukses di ajang ini, Carlo Ancelotti.
“Kesuksesan Manchester City di Liga Champions sudah tertulis di bintang-bintang,” kata Guardiola selepas laga. Anda pun juga, Pep!
Ini bukan gelar pertama Man City di Eropa
Betul, ini adalah gelar pertama Manchester City di Liga Champions. Namun, ini bukan pertama kalinya mereka duduk di takhta tertinggi kompetisi Eropa.
City tercatat pernah sekali menjuarai kompetisi UEFA, yakni Piala Winners di musim 1969/70. Tampil sebagai juara Piala FA di musim sebelumnya, City sukses mengalahkan lawan-lawannya sebelum membekap Gornik Zabrze 2-1 dalam partai final Piala Winners di Prater Stadium, Vienna, Austria.
Di era 1970-an, City memang rutin bermain di Eropa, sebelum absen selama dua dekade dan baru muncul kembali pada 2003 di ajang Piala UEFA. Kedatangan investor kaya dari Uni Emirat Arab pada 2008 lantas mengubah wajah City untuk selamanya.
Tetangga makin berisik
Di puncak kariernya sebagai bos Manchester United, Sir Alex Ferguson pernah menyebut Manchester City sebagai “tetangga berisik”. Pencapaian Man City di musim ini bakal membuat kuping tetangga mereka, Man United makin panas.
Pasalnya, Setan Merah bukan lagi satu-satunya tim Inggris peraih treble, yang mereka dapatkan pada 1999 silam. Treble 2023 menjadi semacam tugu peringatan bagi City bahwa mereka telah lepas dari bayang-bayang kesuksesan rival sekotanya itu.
Hanya ada dua kota yang punya dua juara Liga Champions
Berbicara mengenai Manchester, kota yang terletak di barat laut Inggris tersebut menjadi kota kedua yang memiliki dua klub pemenang Liga Champions setelah…. Milan!
Andai Inter mengalahkan City akhir pekan lalu, Milan masih mempertahankan status sebagai satu-satunya kota dengan dua klub peraih Si Kuping Lebar.
Meski begitu, warga kota mode Italia itu tetap berhak menepuk dada karena punya gabungan koleksi trofi Liga Champions yang jauh lebih banyak (10) ketimbang kota Manchester (3).
Julian Alvarez, muda-muda sudah menamatkan sepakbola
Julian Alvarez ibarat murid akselerasi yang sudah tamat studi S3 di usia 23 tahun. Ya, penyerang Argentina ini menjadi pemain pertama yang sukses meraih treble dan juga Piala Dunia di musim yang sama.
Itu belum termasuk gelar lain yang didapatkannya bersama timnas Argentina dan River Plate. Total, pemain berjuluk La Arana alias Si Laba-laba ini sudah mengumpulkan 11 trofi di level senior klub dan timnas.
Ia juga jadi pemain termuda yang mampu menjuarai Liga Champions, Liga Primer Inggris, dan Piala Dunia – mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Gerard Pique.
John “Messi” Stones
Sulit untuk percaya bahwa John Stones adalah pemain yang paling banyak melakukan dribel sukses di final semalam. Opta mencatat, Stones membuat enam dribel sukses dari enam kali percobaan.
Lebih lanjut, satu-satunya pemain yang lebih banyak membuat dribel sukses dari Stones di final Liga Champions adalah Lionel Messi, dengan 10 dribel sukses saat Barcelona mengalahkan Juventus di final 2015.
Statistik di atas menjadi bukti bahwa Stones menikmati peran barunya sebagai gelandang bertahan. Padahal, sekitar tiga tahun lalu, Stones sempat hampir hengkang akibat persaingan ketat di lini belakang. Transformasi Stones terbukti jadi kunci City meraih treble.
Deja vu Scott Carson di Istanbul
Scott Carson menjadi pemain yang berhasil meraih dua gelar Liga Champions League di kota yang sama, yakni di Istanbul. Ia melakukannya bareng Liverpool pada 2005 sebelum mengulanginya lagi di 2023 bersama Man City.
Selain itu, Carson menyamai catatan dua legenda AC Milan, Paolo Maldini dan Alessandro Costacurta, untuk jarak terpanjang antara kemenangan Liga Champions pertama dan terakhir sebagai pemain, yakni 18 tahun (1989-2007).
Kiper ketiga City berusia 37 tahun ini sejatinya belum mencatatkan menit bermain di musim ini, tapi tetap berhak mendapat medali Liga Champions.
Tumben Sheikh Mansour nonton langsung
Proyek Abu Dhabi Group di Man City akhirnya sah disebut sukses menyusul titel Liga Champions ini. Untungnya, sang pemilik klub Sheikh Mansour hadir di Stadion Ataturk untuk menyaksikan final secara langsung.
Final Liga Champions 2023 adalah kedua kalinya Mansour menghadiri pertandingan City selama 15 tahun menjadi pemilik klub. Sebelumnya, terakhir kali ia menonton City terjadi pada 2010 silam saat timnya menang 3-0 atas Liverpool.
Kini, seiring keberhasilan The Citizens menjadi kampiun Eropa sekaligus merengkuh treble, mungkin ia ingin berkunjung lebih sering.