Purna Warta – Indonesia harus puas bermain imbang melawan Lebanon dengan skor kaca mata 0-0 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Hasil ini melengkapi catatan Indonesia pada jeda internasional September, usai sebelumnya menundukkan Chinese Taipei dengan skor telak 6-0, Jumat (5/9/2025).
Baca juga: Manchester United Lebih Pilih Senne Lammens Ketimbang Emil Martinez
Rangkaian laga ini akan menjadi modal Garuda sebelum melakoni putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, di mana Arab Saudi dan Irak sudah menanti bulan depan.
Sejak menit awal, Indonesia menguasai permainan dan sabar mencoba membongkar pertahanan rapat Lebanon. Namun, dalam 15 menit pertama tidak ada sepakan yang benar-benar mengarah ke gawang.
Lebanon justru mengandalkan bola mati untuk mengancam, meski bisa diredam pertahanan Garuda. Suasana panas sempat muncul setelah pelanggaran keras Hussein Sharafeddine terhadap Miliano Jonathans.
Kreasi Ricky Kambuaya dan kelincahan Jonathans menjadi tumpuan serangan Indonesia, tapi hingga turun minum skor tetap 0-0.
Memasuki paruh kedua, Kluivert tidak langsung melakukan pergantian. Justru Lebanon lebih dulu menebar ancaman lewat tendangan Karim Darwich yang memaksa Emil Audero melakukan penyelamatan.
Indonesia kemudian mencoba lebih banyak mengandalkan umpan silang, terutama dari sisi Dean James. Salah satu kiriman James sempat menciptakan peluang ketika bola jatuh di kaki Stefano Lilipaly, tetapi tendangan volinya masih melambung tinggi.
Perubahan dilakukan Kluivert dengan memasukkan Marselino Ferdinan, Thom Haye, Eliano Reijnders, dan Adrian Wibowo untuk menggantikan Verdonk, Zijlstra, Kambuaya, dan Lilipaly. Sayangnya, rotasi ini belum membawa perubahan signifikan.
Baca juga: Grimsby Town Melanggar Aturan, Akankah Diskualifikasi akan Terjadi?
Dengan 15 menit tersisa, Yance Sayuri masuk menggantikan Dean James, lalu Ramadhan Sananta dimainkan untuk mengisi pos Jonathans. Namun, gol yang ditunggu tidak kunjung datang.
Menjelang bubaran, tensi laga meningkat akibat insiden adu dorong antara pemain kedua tim, dipicu oleh aksi Marselino Ferdinan saat memberikan bola untuk lemparan ke dalam Lebanon. Tidak lama setelah itu, wasit meniup peluit panjang dan skor kacamata tetap bertahan.