PurnaWarta — Indonesia merupakan sebuah negri yang mempunyai sejarah yang besar. Banyak sekali cara kita sebagai penduduk Indonesia untuk mempelajari sejarah Indonesia, salah satunya adalah dengan cara membaca novel bergenre sejarah.
Dilansir dari CNNIndonesia, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk belajar sejarah. Anda juga dapat mempelajarinya melalui salah satu dari rekomendasi novel sejarah Indonesia.
Dengan membaca novel bergenre sejarah, Anda dapat mengetahui peristiwa maupun gambaran kejadian di masa lalu. Selain peristiwa, ada juga tokoh dan fakta-fakta yang diangkat dari kejadian sejarah.
Akan tetapi, meski mengulas fakta sejarah di masa lalu, novel sejarah juga berisi tentang berbagai hal yang berasal dari imajinasi penulis. Semua itu dikemas menarik sehingga pembaca dapat terhibur dan tidak bosan.
Apabila Anda pecinta novel bergenre sejarah Indonesia terbaik, jangan sampai melewatkan beberapa judul novel berikut ini.
Amba merupakan novel karya Laksmi Pamuntjak. Novel ini mengisahkan tentang peristiwa G30S PKI yang merupakan sejarah kelam Indonesia.
Meski novel ini bergenre romansa tetapi memiliki banyak informasi sejarah Indonesia. Salah satunya gambaran kehidupan tahanan politik yang diasingkan di Pulau Buru.
2. Entrok – Okky Madasari
Rekomendasi novel sejarah Indonesia berikutnya adalah Entrok. Novel karya Okky Madasari ini menceritakan tentang bagaimana sikap negara terhadap rakyat kecil pada masa Orde Baru.
Pada masa itu, entrok atau bra bisa dibilang sebagai pakaian orang berada. Seorang remaja bernama Marni, sangat menginginkan entrok.
3. Gadis Kretek – Ratih Kumala
Datang dari penulis Ratih Kumala, berikutnya adalah novel sejarah berjudul Gadis Kretek. Novel ini memiliki latar waktu pada periode penjajahan Belanda hingga kemerdekaan.
Novel ini mengisahkan tentang pewaris Kretek Djagad Raya, yakni Lebas, Karim, dan Tegar yang sedang gelisah sebab sang ayah sekarat dan menyebut nama perempuan lain yang bukan istrinya.
4. Max Havelaar – Multatuli
Max Havelaar merupakan novel yang berkisah tentang Havelaar, seorang asisten residen Lebak Banten yang dicopot jabatannya, sebab ia terbukti menentang sistem tanam paksa.
Sejumlah kalangan menganggap, Max Haveelar merupakan karya satir dan penulisnya, Multatuli dianggap tidak sedang memperjuangkan kebebasan sebuah bangsa.
5. Laut Bercerita – Leila S. Chudori
Ilustrasi. Rekomendasi novel sejarah Indonesia terbaik, salah satunya Laut Bercerita (iStock/airdone)
Rekomendasi novel sejarah Indonesia selanjutnya adalah Laut Bercerita karya Leila S. Chudori. Novel ini terbagi menjadi dua bagian.
Pada bagian pertama menceritakan tentang sosok Laut Biru yang menunjukkan segala kepedihan dan ketakuannya sebagai aktivis. Sementara di bagian kedua, bercerita tentang sosok keluarga yang kehilangan saudara.
6. Ronggeng Dukuh Paruk – Ahmad Tohari
Dalam novel ini, sang penulis yakni Ahamd Tohari mengangkat kisah tentang penari ronggeng di sebuah desa kecil bernama Dukuh Paruk. Desa tersebut sangat miskin akibat kemarau yang panjang.
Berkat kehadiran ronggeng, aktivitas perekonomian di desa tersebut kembali berjalan. Akan tetapi, kegiatan seni tersebut juga menjadi pembuka nasib lain yang tidak pernah terduga sebelumnya.
7. Segala yang Diisap Langit – Pinto Anugrah
Segala yang Diisap Langit merupakan novel sejarah karya Pinto Anugrah. Novel ini mengisahkan tentang perubahan zaman dari kejayaan para bangsawan Minangkabau yang hidup dari tambang emas menuju kekuasaan gerakan Kaum Padri di Sumatra Barat.
Novel ini berisikan data sejarah, data ingatan memori kolektif, data tentang mitos dari peristiwa Padri dengan kajian etnografis yang mendalam.
8. Tetralogi Biru – Pramoedya Ananta Toer
Di antara sejumlah karya Pramoedya Ananta Toer, Tetralogi Biru merupakan karyanya yang paling terkenal. Novel ini terdiri atas empat bagian yakni Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.
9. Orang-Orang Proyek – Ahmad Tohari
Orang-Orang Proyek menceritakan tentang idealisme dari seorang insinyur bernama Kabul. Ia adalah pekerja proyek jembatan pada masa Orde Baru.
Idealisme Kabul mulai terusik oleh adanya permainan politik yang dilakukan oleh para pejabat dalam membangun jembatan untuk rakyat di Desa Cibawor.