Purna Warta — Bagi para penikmat drama Korea, kali ini kita akan menghadirkan ulasan tentang sebuah film drama dari Korea Selatan berjudul 18 Again.
Meski hasil adaptasi film Hollywood, drama Korea 18 Again tetap menyajikan ‘rasa’ Drakor. Gelak tawa selalu saling sahut dengan hati yang tersayat.
Hal tersebut yang dapat dirangkum dari pengalaman menyaksikan 16 episode drama yang disiarkan jTBC ini. Ini merupakan proyek adaptasi yang tepat menjawab pasar.
Drama 18 Again merupakan drama yang yang premis umumnya diadaptasi dari film Hollywood berjudul 17 Again, yang dibintangi Zac Efron. Namun, cerita dikembangkan menjadi format serial 16 episode.
18 Again mengisahkan Hong Dae-young (Yoon Sang-hyun), seorang pria 37 tahun yang jengah dengan kehidupan yang ia jalani sebagai teknisi. Bahkan, masalah dengan atasan membuat dirinya memutuskan untuk keluar.
Ia menyesali sejumlah momen dalam hidupnya, yang ternyata membuat hidupnya berantakan. Penyesalan juga dikaitkan dengan kegagalan dirinya membina rumah tangga dengan Jung Da-jeong (Kim Ha-neul).
Jung Da-jeong yang juga turut merasakan kejengahan terhadap rumah tangga akhirnya memutuskan menggugat cerai Dae-young. Namun, di tengah proses tersebut sesuatu terjadi pada Dae-young.
Suatu kejadian membuat rupa Dae-young berubah, kembali ke wujud muda kala ia berusia 18 tahun. Ia kemudian menyamar sebagai Ko U-yong, remaja berusia 18 tahun, dan hidup di lingkungan istri dan kedua anaknya.
Pada situasi tersebut, sejumlah kejadian perlahan menjawab asumsi yang saling tersimpan di kepala Da-jeong dan Dae-young. Lambat laun masalah-masalah terselesaikan.
Formula Segitiga Drakor: Cinta, Sahabat, dan Keluarga
Seperti telah disampaikan di ulasan awal, 18 Again ‘meng-Korea-kan’ premis dasar sebuah film barat. Lantas, apa yang membedakan?
Drama Korea umumnya bersifat sentimentil. Dialog dan konflik yang disajikan selalu terasa berupaya untuk menyentuh perasaan penonton, di palung hati terdalam.
Bagaimana caranya? Terdapat tiga hal yang kerap dijadikan pusat konflik dalam produk sinema Korea bergenre drama, yaitu cinta, sahabat, dan keluarga.
Ketiga hal tersebut merupakan aspek dasar untuk mengembangkan konflik perasaan antar-manusia. Ketika ketiga hal tersebut terus dimainkan sebagai senjata untuk mengaduk perasaan, hal-hal dan premis yang tak masuk akal jadi tertutupi.
Bukan hal mudah membuat skenario belasan episode jadi tetap padat. Untuk itu, konflik 3 aspek (cinta, sahabat, dan keluarga) dimainkan bergantian.
Untungnya, penulis cerita 18 Again bisa menempatkan konflik-konflik sentimentil tersebut dengan baik, sehingga hampir sulit ditemui episode yang ‘kosong’.
Cocok Ditonton Sebelum Memutuskan Menikah
Terasa betul bagaimana Hong Dae-young dan Jung Da-jeong harus berdamai dengan keadaan sulit yang mereka ciptakan karena menikah di usia muda. Apalagi, pernikahan mereka tidak direncanakan sejak awal.
Mereka menikah karena Da-jeong hamil ketika dirinya dan Dae-young masih duduk di bangku sekolah. Keduanya harus merelakan mimpi masing-masing karena harus mengurus keluarga.
Dae-young harus merelakan masa depan cerahnya sebagai atlet bola basket, sedangkan Da-jeong yang berkarier sebagai pembaca acara TV terus mendapatkan rintangan karena dirinya tak lagi single, dan dicitrakan sebagai wanita tua.
Keadaan tersebut membuat mereka gelagapan dalam membesarkan kedua anak mereka, Hong Si-a (Roh Jeong-eui) dan Hong Si-u (Ryeo Un). Mereka harus berupaya sekuat tenaga menjadi teladan bagi kedua buah hati.
Hal tersebutlah yang kemudian bisa dilihat dari perspektif realita penonton. Konsekuensi dari sebuah pernikahan nampak betul dalam gonjang-ganjing rumah tangga Dae-young dan Da-jeong.
Cerita menjadi begitu menarik ketika Da-young berubah menjadi muda, menjadi Ko U-yong, teman sekolah Si-a dan Si-u. Dalam situasi tersebut, Da-jeong bisa betul-betul menjadi teman untuk anak-anaknya.
Ini amat relevan dengan fenomena sulitnya orang tua masuk ke kehidupan anak ketika beranjak dewasa. Anak cenderung menjadi tertutup tentang apa yang mereka pikirkan, mereka rasakan.
Temuan-temuan Dae-young tentang anggota keluarganya lah yang kemudian membuat 18 Again terasa amat ‘Drakor’. Konflik-konflik perasaan memblejeti sudut pandang seorang ibu, ayah, suami, istri, dan anak.
Naif mungkin terdengarnya jika kita belajar hidup dari sebuah tontonan fiksi, namun begitulah adanya yang disajikan drama ini. Dialog dan konflik dibuat amat relevan, sehingga drama ini cocok ditonton setiap anggota keluarga.
Baca juga: Warner Bros Rilis Teaser Terbaru Wonder Woman 1984