Purna Warta – Spanyol akan memperkenalkan skema sertifikat kesehatan digital COVID-19 demi memulai pembukaan gerbang pariwisata di negara itu pada awal Juni tahun ini.
Dalam KTT Dewan Perjalanan & Pariwisata Dunia (World Travel & Tourism Council) yang digelar di Meksiko pada pekan lalu, Fernando Valdés, Menteri Luar Negeri Spanyol untuk bidang pariwisata, mengatakan Spanyol sedang bersiap untuk menyambut kembali wisatawan yang diwajibkan datang menggunakan sertifikat digital mulai Juni, dengan program percontohan yang diluncurkan di bandara negara itu pada Mei.
Sertifikat digital akan menunjukkan bukti bahwa pelancong telah divaksinasi penuh terhadap COVID-19, telah diuji secara negatif untuk virus atau mem”Spanyol akan siap pada bulan Juni untuk memberi tahu semua pelancong di seluruh dunia bahwa Anda dapat mengunjungi kami,” kata Valdes pada KTT tersebut, menurut laporan kantor berita Spanyol Europa Press.
Awal tahun ini, Uni Eropa telah mengajukan proposal untuk sertifikat digital COVID-19, atau paspor kesehatan, demi melacak tes dan vaksinasi COVID-19 agar memungkinkan pariwisata lintas batas di Eropa.
UE juga sedang dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat tentang mengizinkan warga negara Amerika yang telah divaksinasi untuk mengunjungi Eropa pada musim panas ini.
Spanyol adalah destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi kedua di dunia setelah Prancis dengan total kunjungan hingga 80 juta wisatawan mancanegara per tahun.
Ketika keadaan darurat diumumkan pada 25 Maret 2020 dan perbatasan ditutup, sektor pariwisata – yang menyumbang sekitar 12 persen dari PDB negara itu – terhenti.
Sementara ancaman virus masih ada dan jam malam serta pembatasan lainnya tetap diberlakukan di seluruh Spanyol, negara itu berharap gerbang pariwisata bisa kembali dibuka.
Pemerintah Spanyol berharap 70 persen dari populasi orang dewasa divaksinasi pada akhir musim panas. Saat ini 22 persen orang dewasa memiliki setidaknya suntikan vaksin pertama mereka, menurut El País.
Di tengah pandemi virus Corona, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.
Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan virus Corona, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.