Tunis, Purna Warta – Tunisia memiliki amfiteater peninggalan zaman Romawi yang masih berdiri dan dapat dinikmati generasi saat ini. Dubes RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi menyebut keberadaan amfiteater itu merupakan bukti Islam di Tunisia menghargai peninggalan peradaban sebelumnya.
Bangunan yang mirip dengan Colosseum di Italia itu terdapat di Kota El Jem, Tunisia. detikcom berkesempatan berkunjung ke sana, Jumat (21/7). Amfiteater El Jem ini memiliki beberapa tingkatan dan ruang bawah tanah. Ada banyak lorong di amfiteater El Jem ini.
Selain untuk wisata sejarah, amfiteater ini juga masih digunakan untuk pertunjukan. Hal itu terlihat dari keberadaan panggung, kursi serta lampu di tengah amfiteater. Dubes Zuhairi mengatakan Amfiteater El Jem dulunya merupakan pusat peradaban Romawi. Dia mengatakan lokasi itu tak dihancurkan meski penguasa Tunisia berganti.
“Ini salah satu amfiteaternya zaman Romawi, yang kita juga bisa lihat ini di Roma, ibu kota Italia,” kata Zuhairi, sebagaimana yang dilansir detik.com.
“Memang ini adalah salah satu pusat peradaban Romawi di masa lampau dan di sini disebut dengan titik khatulistiwanya, di sini dulu ibu kotanya Romawi, El Jem ini,” sambungnya.
Dia menyebut Amfiteater El Jem merupakan bukti pusat peradaban besar yang menginspirasi. Zuhairi mengatakan masyarakat Islam di Tunisia tetap menghormati peninggalan peradaban Romawi.
“Amfiteater ini menunjukkan bahwa dulu El Jem ini adalah suatu pusat peradaban besar yang menginspirasi karena itu bangunan ini tetap diabadikan ketika Islam berkuasa di Tunisia dan juga menunjukkan bahwa Islam sangat menghargai peradaban-peradaban Romawi,” tuturnya.
Dinukil dari Wikipedia, ‘Amfiteater El Jem’ adalah sebuah amfiteater yang terletak di sebuah kota Romawi yang bernama Thysdrus. Kota tersebut kini dikenal dengan nama El Djem di Tunisia. Amfiteater ini masuk ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1979.
Amfiteater El Djem dibangun sekitar tahun 238 M di Thysdrus yang terletak di Provinsi Afrika Proconsulare. Amfiteater ini merupakan salah satu reruntuhan batu Romawi yang paling terjaga dan juga merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Bangunan ini memiliki kapasitas sekitar 35.000 orang, berdiri setinggi 36 meter, dan memiliki diameter hampir 150 meter.
Pada abad pertengahan, amfiteater ini berfungsi sebagai benteng, dan warga sekitar berlindung di tempat ini selama serangan suku Vandal pada tahun 430 dan Arab pada tahun 647. Pada tahun 1695, selama Revolusi Tunis, Mohamed Bey El Mouradi membuat lubang di salah satu temboknya untuk menghentikan perlawanan pengikut saudaranya, Ali Bey al-Muradi, yang berkumpul di dalam amfiteater ini.
Amphitheatre El Jem ini digunakan untuk pertunjukan gladiator dan balapan kereta kecil. Pada waktu itu, Thysdrus merupakan pusat penting dari pembuatan minyak zaitun yang diekspor dalam jumlah besar.