Purna Warta – Ketika mendengarkan nama daerah Palembang tentunya kita akan langsung memikirkan satu makanan khas yaitu pempek dan tekwan. Makanan khas Palembang tidak hanya 2 makanan tersebut, masih banyak makanan dan cemilan yang unik dan bisa dicoba ya.
Oleh-oleh khas Palembang berupa makanan tak cuma pempek, tekwan, atau sambal tempoyak. Ada banyak makanan khas dari Palembang lainnya yang bisa Anda jadikan buah tangan.
Supaya oleh-oleh dari Palembang tidak itu-itu saja. Sesekali Anda bisa mencicipi makanan khas lain yang legendaris seperti di bawah ini, merangkum berbagai sumber.
1. Ikan salai
Ikan salai termasuk makanan legendaris sejak zaman dulu. Hingga saat ini, makanan ini masih banyak dicari wisatawan saat berkunjung ke Palembang. Jenis ikan yang digunakan biasanya patin, lais, baung, atau gabus.
Menurut sejarahnya, dahulu kala ikan-ikan tersebut sangat mudah ditemui di setiap sungai sekitaran Palembang. Ikan salai dimasak dengan metode asap dalam waktu lama agar lebih awet, sehingga menghasilkan warna kecokelatan.
2. Lempok durian
Sekilas, tampilan lempok durian memang mirip dodol pada umumnya berwarna cokelat pekat dengan cita rasa manis legit.
Bahan utama membuat lempok durian adalah daging buah durian serta gula. Keduanya dimasak bersamaan menggunakan kayu bakar dalam waktu lama hingga menyerupai karamel.
Biasanya, lempok durian dimasak turun temurun oleh orang yang menguasai resepnya. Hal ini bermaksud untuk menjaga kualitas rasa lebih autentik.
Ide pembuatan lempok durian Palembang bermula pada 1991 silam, akibat pasokan durian yang melimpah. Supaya tidak busuk, orang-orang di sana mengolahnya menjadi kudapan manis.
3. Kue 8 jam
Oleh-oleh khas Palembang berikutnya adalah kue 8 jam. Sesuai dengan namanya, kue ini memang dimasak selama delapan jam.
Komposisi utama kue 8 jam terdiri dari tepung terigu, telur ayam, bubuk vanili, margarin, kental manis serta gula pasir, yang dicetak ke dalam loyang berbentuk kotak.
Cita rasa kue 8 jam cenderung manis dan memiliki tekstur kenyal. Dahulu, kue tersebut hanya dapat dinikmati oleh Kesultanan Palembang atau kelompok bangsawan.
Tapi sekarang, kue ini banyak diburu wisatawan untuk dijadikan buah tangan. Sementara oleh penduduk lokal, kue 8 jam kerap disuguhkan sebagai kudapan saat hajat atau lebaran.