Purna Warta – Kesehatan tidak lagi berarti ketika sudah terkena penyakit berat dan sangat susah disembuhkan. Oleh karena itu, semasa muda hendaknya memperhatikan asupan makanan yang akan kita konsumsi sehari-hari.
Kista ovarium merupakan jenis kista yang umum dialami oleh wanita. Terdapat sejumlah gejala dan penyebab kista ovarium yang perlu diketahui. Kista ovarium adalah kantung padat atau berisi cairan (kista) yang berkembang di indung telur (ovarium). Kista dapat terjadi pada satu sisi rahim saja atau di kedua sisi rahim.
Umumnya, kista ovarium terjadi secara alami dan dapat hilang dalam beberapa bulan tanpa memerlukan pengobatan. Bahkan biasanya, kista ini tidak memunculkan gejala sehingga wanita yang mengidapnya mungkin tidak merasakan apa pun.
Gejala Kista Ovarium
Kista ovarium yang tidak serius biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala. Dikutip dari NHS, kista ovarium dapat menimbulkan gejala jika membelah atau pecah, berukuran sangat besar, atau menghalangi suplai darah ke ovarium.
Adapun sejumlah gejala kista ovarium:
Sering buang air kecil
Nyeri saat buang air kecil
Kesulitan buang air besar atau sembelit
Nyeri ketika berhubungan seks
Sering ingin buang air kecil
Haid berat, haid tidak teratur, atau haid lebih ringan dari biasanya
Perut kembung dan bengkak
Merasa sangat kenyang setelah hanya makan sedikit
Kesulitan hamil.
Penyebab Kista Ovarium
Munculnya kista ovarium dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Meskipun umumnya kista ovarium bersifat jinak, tetapi pada beberapa kasus bisa berkembang menjadi ganas.
Berikut penyebab terbentuknya kista pada wanita, dirangkum dari berbagai sumber.
1. Kondisi genetik
Kondisi genetik dapat menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kista, meski hal tersebut belum tentu pasti. Hal ini akan lebih berisiko jika tidak diikuti dengan gaya hidup yang sehat.
2. Kista folikel
Merujuk laman Webmd, setiap kali wanita mendapatkan siklus menstruasi, terdapat satu kantong telur atau folikel yang akan berovulasi.
Folikel yang mengalami ovulasi akan melakukan degenerasi dan hilang karena diserap oleh tubuh. Akan tetapi, folikel yang gagal berevolusi akan berpeluang membentuk kista ovarium.
3. Endometriosis
Penyebab kista selanjutnya bisa terjadi adalah karena endometriosis. Sel-sel yang biasanya melapisi bagian dalam rahim tumbuh di bagian luarnya.
Sel-sel tersebut dapat menempel pada ovarium dan menyebabkan kista tumbuh.
4. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi yang tidak lancar dapat menyebabkan berbagai hal, salah satunya dapat menyebabkan terjadinya kista ovarium.
Siklus normal haid biasanya terjadi 28 hari sekali. Jika wanita mengalami siklus haid lebih dari 45 hari, sebaiknya segera konsultasikan kesehatan kepada dokter.
Pasalnya, siklus menstruasi yang tidak teratur turut memicu terjadinya kista.
5. Faktor usia
Menurut U.S National Library of Medicine, wanita yang berusia di antara usia pubertas sampai menopause menempati risiko paling tinggi untuk terkena kista di bagian ovarium.
Hal itu karena pada masa ini wanita masih mengalami periode menstruasi. Ketika wanita mengalami menstruasi, munculnya benjolan cairan di ovarium bisa saja terbentuk.
Namun hal itu bukan menjadi masalah selama benjolan di ovarium tidak membesar, tidak menyebabkan gejala, dan bisa hilang dengan sendirinya.
Kondisi penyebab kista ovarium jarang terjadi pada wanita setelah menopause. Namun, wanita yang sudah menopause dan mempunyai benjolan berisi cairan di ovarium mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker ovarium.