Purna Warta – Herpes zoster sering juga disebut sebagai cacar api atau cacar ular. Penyakit ini disebabkan oleh virus Varicella-zoster (VZV), yang juga menjadi penyebab cacar air.
Orang yang pernah mengalami cacar air berisiko mengalami cacar api di usia dewasa. Pasalnya, virus yang sama tetap ada di dalam serabut saraf (neurotropik) dalam kondisi tidak aktif. Virus bisa aktif kembali jika sistem kekebalan tubuh menurun atau terjadi kontak langsung dengan pasien cacar api.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Anthony Handoko mengatakan, semua penyakit yang disebabkan oleh virus bisa sembuh sendiri (self limiting disease), termasuk cacar api. Namun, sebaiknya pasien herpes zoster segera memeriksakan diri ke dokter agar tidak timbul gejala yang parah saat terkena penyakit tersebut.
Agar tidak salah kaprah mengobatinya, ada baiknya Anda mengenal seluk-beluk herpes zoster, mulai dari penyebab, gejala, hingga pengobatannya.
Penyebab dan Cara Penularan
Seperti dijelaskan sebelumnya, cacar api disebabkan oleh infeksi virus yang sama dengan cacar air.
Handoko mengatakan, orang yang sudah terkena cacar air memiliki virus Varicella-zoster yang berdiam diri dalam sel saraf. Virus ini bisa aktif kembali dalam kondisi tertentu, seperti ketika sistem imun tubuh melemah, atau ketika kontak langsung dengan pasien cacar api.
“Cara penularannya juga bisa jika seseorang yang sudah pernah cacar air, menyentuh langsung lesi kulit yang terkena herpes zoster,” kata Handoko dalam webinar “Bagaimana jika Terkena Herpes Zoster saat Pandemi Covid-19?”, Kamis (8/4).
Selain itu, sama seperti Covid-19, cacar api ini juga bisa ditularkan melalui droplet. Oleh karena itu, orang yang terkena herpes zoster sebaiknya menjalani isolasi selama 3-10 hari hingga virus benar-benar tidak aktif dalam tubuh.
Masa inkubasi virus biasanya berlangsung selama 10-21 hari. Saat inkubasi, sistem imun tubuh akan membentuk kekebalan melawan virus. Meski bisa sembuh sendiri, kecepatan penyembuhan akan bergantung pada kekuatan sistem imun tubuh melawan virus.
Gejala
Mengutip Hello Sehat, gejala awal herpes zoster yang paling umum adalah nyeri pada satu titik atau menyebar ke beberapa bagian.
Selain itu, ada pula beberapa gejala awal lain seperti sakit kepala, demam, tidak enak badan, dan ruam pada kulit.
Handoko menjelaskan, nyeri pada pasien herpes zoster disebabkan oleh virus yang sebelumnya tertidur mulai kembali aktif. Gejala nyeri umumnya muncul pada sekitar serabut saraf yang ditempati.
Dalam kurun waktu 2-3 hari setelah gejala awal, akan muncul ruam dan lepuhan berisi cairan (lenting) berwarna merah, terasa panas dan gatal. Lenting ini biasanya hanya ada pada satu bagian tubuh, seperti kaki sebelah kanan/kiri, bahu sebelah kanan/kiri, perut kanan/kiri, bahkan wajah daerah mata atau telinga.
“Gejala yang timbul tidak di seluruh tubuh, tapi tergantung di mana saraf ditempati virus. Bisa di daerah mata, telinga, bahu, dada, atau pinggang, dan biasanya hanya setengah, tidak pada kedua bagian,” kata Handoko.
Gejala yang timbul tanpa pengobatan dokter bisa membaik setelah 2-3 minggu. Namun, sebaiknya segera periksakan ke dokter sedini mungkin untuk mengurangi rasa sakit atau rasa terbakar yang disebabkan penyakit ini.