New Delhi, Purna Warta – Kota Eluru di India selatan baru-baru ini dihantam wabah misterius. Sejak Sabtu (5/12), ratusan warga mengalami gejala seperti kejang, hilang kesadaran dan pusing yang tidak dapat dijelaskan. Sebanyak 550 orang terpaksa dirawat di rumah sakit.
“Kami secara tentatif telah mengidentifikasi penyebab utama dari fenomena aneh ini, tetapi belum jelas apa sumbernya dan bagaimana dan mengapa itu terjadi. Misalnya, bahan kimia ditemukan di tubuh pasien tetapi tidak di air atau bahan makanan lainnya,” kata komisioner kesehatan negara, Katamaneni Bhaskar, mengutip dari Hindustan Times.
Melansir dari The Scientist, tidak ada satu pasien pun yang positif Covid-19. Mereka pun tidak memiliki keterkaitan satu sama lain karena tempat tinggal yang tersebar, sumber air berbeda dan kalangan usia beragam.
Namun mengutip dari Hindustan Times, All India Institute of Medical Sciences menemukan jejak timbal dan nikel dalam sampel darah beberapa pasien. Sementara logam berat memiliki efek neurotoksik dalam tubuh sehingga mereka disebut neurotoksin (racun saraf).
Apa sebenarnya neurotoksin?
Melansir dari Medscape, neurotoksin adalah zat sintetis atau alami yang merusak, menghancurkan, atau mengganggu fungsi sistem saraf pusat dan atau perifer (sistem saraf tepi).
Neurotoksin bisa merusak neuron, akson dan atau glia yang mengakibatkan nuklei, saluran aksonal atau demielinasi tertentu hilang. Kemudian bisa berefek pada ketidakseimbangan metabolik sehingga berpengaruh pada sistem saraf pusat.
Meski istilahnya cenderung negatif, tidak semua zat atau senyawa neurotoksin bisa berbahaya buat manusia. Melansir dari Science Direct, beberapa jenis zat neurotoksin dimanfaatkan untuk keperluan terapi yang bertujuan pereda nyeri dan pemicu tidur. Sedangkan yang menimbulkan efek racun biasanya berupa komponen opium dan turunannya seperti alkohol, barbiturat, datura, belladonna, kokain, ganja yang berpengaruh pada cerebral cortex.
Dalam kasus di India, ditemukan timbal dan nikel pada sampel darah pasien. Dalam studi disebutkan paparan timbal pada orang dewasa bisa mengakibatkan kerusakan saraf khususnya pada sel glia (neuroglia). Sel-sel ini mendukung kinerja sel saraf.
Dalam buku ‘Penyakit akibat Kerja Karena Pajanan Logam Berat’ yang diterbitkan Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kemenkes (2012), disebut timbal bisa menimbulkan keracunan akut dengan gejala kolik abdomen, konstipasi, hepatitis, ensefalopati (kejang, sakit kepala, oedema pupil), insomnia. Kemudian bisa juga terjadi keracunan kronis yang berakibat kelumpuhan saraf juga gangguan gastrointestinal.
Sementara itu, nikel (Ni) sangat berisiko pada orang yang memiliki atopik atau alergi. Paparan nikel bisa mengakibatkan dermatitis kontak, rhinitis, sinusitis, anosmia, batuk, mengi, sakit kepala, rasa lelah, mual dan muntah. Pada kasus yang berat, timbul pneumonitis interstitial difuse dengan gejala demam menggigil, batuk, nyeri dada dan sesak napas. Lebih parah lagi, bisa bersifat karsinogen dan mengakibatkan kanker. Paparan nikel pun bisa menimbulkan kejang dan koma hingga kematian.
Baca juga: Peringatan Tentang Efek Negatif Vaksin Corona Pfizer