Teheran, Purna Warta – Untuk melengkapi pengobatan epilepsi dengan operasi, para peneliti Iran memperkenalkan salah satu perusahaan berbasis sains kepada komunitas medis negara yang mampu mengidentifikasi pusat epilepsi selama operasi secara akurat.
Epilepsi adalah penyakit kronis dan penyakit paling umum keempat di dunia, yang diklasifikasikan sebagai penyakit saraf. Penyakit ini menjangkit semua kalangan baik muda maupun tua.
Biasanya, jika pasien tidak mengalami kejang dalam 10 tahun terakhir dan telah berhenti kejang selama lima dari 10 tahun tanpa pengobatan, dapat dikatakan bahwa epilepsi telah membaik.
Namun, definisi ilmiah yang tepat belum dilaporkan dalam hal ini, dan penghentian pengobatan hanya dilakukan atas kebijaksanaan dokter saja.
Menurut para ahli, pengobatan penyakit ini di Iran selama ini sebagian besar didasarkan pada terapi obat yang memiliki efek samping, dan para peneliti dari perusahaan berbasis sains telah mengusulkan metode pelengkap untuk mendiagnosis pusat epilepsi yang dapat menentukan sebab epilepsi dengan akurasi tinggi.
Dalam sebuah wawancara dengan media pemberitaan, Dr. Shahbaz Askari, CEO perusahaan berbasis sains, menyebutkan bahwa desain dan konstruksi perangkat EEG intrakranial sebagai salah satu keberhasilan dari pencapaian perusahaan dan menambahkan: “Perangkat ini merekam sinyal otak dari permukaan otak, yang berarti elektroda ditempatkan di permukaan kepala, Adapun ketika operasi, elektroda ini dipasang di bagian otak dan sinyalnya direkam.
Menunjuk pentingnya menggunakan perangkat ini, dia berkata: “Biasanya pada penyakit epilepsi yang mengarah pada keharusan untuk operasi, sangat perlu untuk menentukan pusat epilepsi yang tepat.”
Askari melanjutkan: “Untuk tujuan tersebut, dengan menggunakan alat ini, pertama-tama pusat epilepsi ditentukan oleh alat dengan metode non-invasif, dan pada langkah berikutnya, untuk menentukan koordinat pusat epilepsi lebih akurat, elektroda Itu ditempatkan di permukaan otak dan sinyal otak direkam.
Pelaksana proyek menyatakan bahwa metode ini akan meningkatkan akurasi diagnosis penentuan pusat epilepsi, dan mencatat bahwa perangkat ini telah dirancang dan dibangun dan telah mendapat persetujuan dari Kementerian Kesehatan, Pengobatan dan Pendidikan Kedokteran, serta di beberapa rumah sakit telah diperasikan, termasuk Rumah Sakit Khatam Al-Anbia dan di dua rumah sakit di Masyhad.
CEO Danesh Bonyan, menanggapi pertanyaan tentang bagaimana pusat epilepsi untuk operasi ditentukan sebelum pengenalan perangkat ini, dia menjawab: Pengobatan epilepsi di Iran sebagian besar didasarkan pada terapi obat dan penggunaan operasi tidak terlalu umum dilakukan. Namun karena obat epilepsi memiliki efek samping pada tingkat kesadaran penderita epilepsi, terutama bagi orang muda, serta efek samping jangka panjang dari obat tersebut, maka sebaiknya pada beberapa jenis epilepsi, diperlukan operasi pembedahan.
Askari menambahkan: “Pembedahan pada pasien ini merupakan suatu pengobatan jangka panjang dan permanen dan tidak memiliki efek samping seperti halnya pengobatan obat biasa, tetapi masalah utama pengobatan epilepsi melalui operasi adalah adanya bagian lain dari otak yang mungkin rusak atau terganggu akibat operasi. Oleh sebab itu perangkat ini dioperasikan sedemikian rupa sehingga pasien sadar selama operasi dan tidak pingsan, dan elektroda ditempatkan di permukaan otak dan sinyal otak direkam, sehingga pusat epilepsi mudah ditemukan tanpa harus mengganggu dan merusak bagian lain pada otak.
Peneliti menambahkan: “Dulu, metode non-invasif dan kurang akurat digunakan untuk menentukan pusat epilepsi, dan sekarang metode ini sudah umum, tetapi untuk menentukan pusat epilepsi dengan akurasi tinggi, perangkat ini sangat diperlukan”
Menurutnya, alat ini tidak menggantikan cara-cara sebelumnya, melainkan melengkapi cara-cara sebelumnya dan meningkatkan akurasi yang lebih tinggi.
Askari, mengacu pada mekanisme fungsional elektroda, menjelaskan: “Elektroda ini akan dipasang di permukaan otak untuk merekam sinyal otak sebelum operasi atau selama operasi, dan elektroda akan dilepas pada akhir operasi.”