Purna Warta – Menurut berita yang beredar dan terbaru, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Mayo Clinic Proceedings yang menjelaskan jika seseorang terlalu banyak menambahkan garam ke dalam makanannya, maka semakin besar kemungkinan terkena diabetes tipe 2.
Untuk sampai pada temuan ini, tim peneliti seperti disiarkan Health pada 9 November lalu mengumpulkan data lebih dari 400.000 orang dewasa melalui UK Biobank, sebuah kelompok orang yang informasi kesehatannya telah digunakan dari tahun 2006 hingga saat ini.
Pada awal rentang waktu ini, peserta terpilih bebas dari diabetes, penyakit ginjal kronis, kanker, dan penyakit kardiovaskular.
Peneliti lalu membagi peserta menjadi empat kelompok yakni mereka yang tidak pernah atau jarang menambahkan garam ke dalam makanan, kadang-kadang, biasanya, dan selalu menambahkan garam ke dalam makanan.
Mereka kemudian melacak hasil kesehatan peserta selama rata-rata 11,9 tahun.
Hasilnya, dibandingkan dengan orang yang tidak pernah atau jarang menambahkan garam ke dalam makanannya, risiko terkena diabetes tipe 2 lebih besar 13 persen pada orang yang kadang-kadang menambahkan garam, 20 persen pada orang yang biasanya menambahkan garam.
Asupan natrium yang berlebihan dikaitkan dengan masalah kesehatan, dan hal ini dapat terjadi pada semua jenis garam yang mengandung banyak natrium.
Selain jumlah garam yang ditambahkan ke dalam masakan, penting juga untuk mengetahui berapa banyak natrium yang dikonsumsi dari makanan olahan.
Penulis studi sekaligus direktur Tulane University Obesity Research Center Lu Qi, MD, PhD, FAHA mengatakan sumber natrium tambahan ini juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Orang yang menambahkan garam pada makanannya mungkin mengonsumsi lebih banyak makanan berkalori tinggi, sehingga mengakibatkan penambahan berat badan yang dapat meningkatkan risiko diabetes.
Sementara itu, pakar nutrisi Vandana Sheth, RDN, CDCES, FAND berpendapat natrium bahkan bisa memicu peningkatan nafsu makan.
“Ada teori bahwa garam dapat mendorong asupan makanan lebih banyak, berpotensi menyebabkan kondisi seperti obesitas dan peradangan, yang pada gilirannya meningkatkan risiko terkena diabetes,” demikian ujar dia.