Purna Warta – Penyakit campak salah satu penyakit yang serius dan wajib diberikan perhatian khusus apabila ada seseorang dari keluarga atau kerabat yang terkena penyakit ini. Virus ini disebabkan oleh infeksi dari virus dalam keluarga paramyxovirus.
Kementrian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa penyakit campak yang tengah menjadi sorotan merupakan penyakit sangat cepat menular. Hal tersebut disampaikan Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus campak.
Menurutnya, campak ini hanya bisa dicegah dengan imunisasi campak. Oleh karena itu ia mendorong setiap orang tua melakukan imunisasi untuk anak-anak. Tak hanya imunisasi campak, juga seluruh imunisasi yang diwajibkan pemerintah
Ini sebagai bentuk upaya menahan merebaknya Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Di antara seperti campak, polio, difteri, tetanis, pertusis, hingga influenza. Dengan dilakukannya imunisasi, dapat menekan angka kematian yang saat ini masih di angka 2 hinga 3 juta tiap tahunnya.
“Campak itu sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tapi kenyataannya sampai saat ini PD3I itu masih mengancam dunia. Padahal imunisasi kalau dilakukan dengan baik cakupannya juga bisa cukup tinggi, maka bisa menekan angka kematian 2 sampai 3 juta kemarin setiap tahun yang diakibatkan dari pdf3i tadi dari campak, Difteri, tetanus pertusis, dan influenza,” jelas dr Prima dalam Konferensi Pers Update Kasus Campak secara online, Jumat (20/1/2023)
Kasus campak saat ini, memang dikatakan dampak dari cakupan imunisasi di Indonesia yang masih rendah.
Di sisi lain Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Anggraini Alam, SpA(K) menjelaskan bahwa Omicron ataupun Covid-19 tIdak separah penyakit campak. Di mana kasus Covid-19 harus melakukan aktivitas yang berkerumun terlebih dahulu, baru terjadi penularan.
Lebih lanjut, penyakit campak dinilai lebih berbahaya karena mampu menembus sistem kekebalan seseorang. Anak yang terkena campak bisa mengalami komplikasi mulai dari kebutaan, gizi buruk, radang otak, bahkan kematian. Menurutnya lebih mengerikan terkena campak, dibandingkan Covid-19.
“Kalau Campak ini ada yang meninggal misterius itu di Papua (dulu) itu jadi kita lebih takut. Jadi kita lebih takut campak, kalau Covid-19 itu belum ada temuan dia bikin lupa terhadap daya kebal,” papar dr. Anggraini.