Inilah Penyebab Lendir Menggumpal di Paru-Paru

Purna Warta – Penumpukan lendir di paru-paru sangat berbahaya dan patut di waspadai jika hal itu telah terjadi. Jangan pernah anggap remeh suatu gejala yang bisa membahayakan kesehatan diri.

Beberapa kondisi memang bisa memicu penumpukan lendir di paru-paru.

Penyebab lendir menumpuk di paru-paru
Beberapa kondisi bisa menjadi tanda penumpukan lendir di paru-paru. Sebut saja batuk, sesak napas, serta mengi atau napas yang berbunyi. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu.

Berikut beberapa penyakit penyebab lendir menumpuk di paru-paru, mengutip Medicine Net.

1. Infeksi
Infeksi merupakan penyakit paling umum yang menyebabkan penumpukan lendir di paru-paru. Infeksi bisa disebabkan virus maupun bakteri dan bisa berupa flu, pneumonia, bahkan Covid-19.

2. Penyakit refluks gastroesofagus (GERD)

Asam di perut bisa muncul melalui saluran yang menghubungkan perut, tenggorokan, dan mulut. Hal ini dapat menyebabkan iritasi tenggorokan dan rasa lendir turun ke tenggorokan (postnasal drip), bersamaan dengan rasa sesak di dada.

3. Alergi
Orang yang tidak dapat mentolerir zat seperti serbuk sari atau tungau debu dapat mengalami sesak dada, hidung tersumbat, dan batuk. Gejala ini bisa disertai dengan penumpukan lendir di dada.

4. Fibrosis kistik (CF)
Kondisi ini menyebabkan lendir menjadi kental dan lengket, yang dapat menyumbat paru-paru dan menimbulkan masalah serius. CF adalah kondisi kronis yang bisa memburuk seiring waktu berjalan.

. Bronkitis
Bronkitis adalah penyakit paru-paru yang menyebabkan seseorang batuk lendir berwarna kuning atau hijau hampir setiap hari. Jika sudah parah, pasien juga bisa mengalami batuk terus-menerus dengan dahak berwarna (terkadang berdarah).

6. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Gejala dari penyakit ini meliputi sesak napas, mengi, atau batuk terus-menerus. Hal ini bisa terjadi karena terlalu banyak lendir yang menumpuk di paru-paru.

Merokok adalah penyebab utama penyakit ini dan dianggap bertanggung jawab atas sekitar 9 dari setiap 10 kasus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *