Tehran, Purna Warta – Menurut laporan para ahli, hati merupakan salah satu organ vital kita yang jika tidak dirawat dengan baik dapat menimbulkan masalah yang berbahaya bagi tubuh. Penyakit hati berlemak, juga dikenal sebagai penyakit hati berlemak non-alkohol, dan mengacu pada bagian dari kondisi hati yang tidak terkait dengan konsumsi alkohol dan disebabkan oleh akumulasi lemak di hati.
Gejala penyakit hati berlemak yang diketahui termasuk menguningnya kulit dan sakit perut. Namun, ada juga beberapa gejala yang tidak disadari orang.
Menurut Mayo Clinic, pembuluh darah yang membesar tepat di bawah permukaan kulit bisa menjadi tanda penyakit hati berlemak. Lebih khusus lagi, ini bisa berarti bahwa orang tersebut menderita steatohepatitis non-alkohol (perlemakan hati non-alkohol), yang merupakan bentuk sirosis agresif atau ulserasi hati lanjut.
Para dokter dari pusat ini merekomendasikan agar orang yang melihat gejala-gejala ini harus menemui dokter dan dirawat.
Klinik ini menjelaskan: Komplikasi utama penyakit perlemakan hati non-alkohol adalah sirosis, yang terjadi pada hati pada stadium akhir. Sirosis terjadi sebagai respons terhadap kerusakan hati seperti peradangan. Saat hati mencoba menghentikan peradangan, area jaringan parut (fibrosis) berkembang. Saat peradangan berlanjut, fibrosis menyebar dan melibatkan lebih banyak jaringan hati.
Jika tidak diobati, sirosis dapat menyebabkan penumpukan cairan di perut (asites), pembengkakan pembuluh darah di kerongkongan (varises esofagus) yang dapat pecah dan berdarah, dan menyebabkan rasa kebingungan, kantuk, serta kesulitan berbicara (ensefalopati hepatik), bahkan selanjutnya menyebabkan kanker hati, pada tahap akhir menyebabkan gagal hati.
Para peneliti mengatakan: antara lima dan 12 persen kasus steatohepatitis non-alkohol berkembang menjadi sirosis lanjut. Penyakit hati berlemak sering tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Namun, pasien mungkin mengalami kelelahan dan sakit perut.
Gejala lain yang mungkin dari sirosis meliputi: pembengkakan perut (asites), pembesaran limpa, telapak tangan merah, kulit dan mata menguning (jaundice).
Sementara penyebab pasti penyakit hati berlemak tidak diketahui, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena sirosis, termasuk kelebihan berat badan atau obesitas, resistensi insulin, gula darah tinggi (hiperglikemia), yang mengindikasikan pradiabetes atau diabetes tipe 2, kadar lemak yang tinggi, terutama trigliserida dalam darah.
Dokter mengatakan: Bagi sebagian orang, kelebihan lemak bertindak sebagai racun bagi sel-sel hati, dan akan menyebabkan peradangan hati dan penyakit hati berlemak non-alkohol, yang dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut di hati.
Faktor risiko penyakit hati berlemak pada setiap tahap termasuk kolesterol tinggi, kadar trigliserida darah tinggi, sindrom metabolik, obesitas (terutama ketika lemak terkonsentrasi di perut), sindrom ovarium polikistik, diabetes tipe 2, hipotiroidisme, kelenjar hipofisis yang kurang aktif (hipofitarisme). Selain itu, semakin tua anda, semakin besar kemungkinan anda terkena penyakit ini.
Untuk mengurangi risiko, dokter menyarankan agar orang makan makanan yang sehat dan seimbang, menjaga berat badan yang sehat, dan lebih banyak berolahraga.