Purna Warta – Kualitas seks dalam hubungan sangatlah penting dan mempengaruhi kualitas hubungan pasangan. Ejakulasi dini merupakan problem yang sering terjadi kepada sebagian pria sehingga sering mengalami rasa frustasi yang berlebihan dan minder ketika berhubungan seks.
Dilansir dari Healthline, ejakulasi dini tidak bisa disamakan dengan disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi sendiri merupakan ketidakmampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi.
Terdapat terapi bagi pria yang mengalami hal ini. Salah satu solusi dari masalah seks ini adalah konsultasi pada psikolog atau psikiater.
Biasanya, untuk mengatasi ejakulasi dini para psikolog menggunakan pendekatan terapi kognitif dan perilaku (Cognitive Behavioral Therapy/CBT).
Harapannya, orang yang ikut terapi ini mampu menunda ejakulasi dengan teknik-teknik yang diajarkan oleh terapis.Untuk lebih jelasnya, simak langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi ejakulasi dini melalui terapi psikologis CBT berikut ini:
1. Mengubah pola pikir negatif
Pertama-tama, pasien dan terapis akan mencari akar permasalahan yang memicu ejakulasi dini. Pasien mungkin ditanya soal pengalaman masa kecil, pengalaman seksual, serta emosi yang pasien rasakan.
Dari situ pasien akan menemukan penyebab ejakulasi dini.Salah satu sebab adalah selama ini pasien selalu takut gagal atau dianggap payah, baik dalam berhubungan seks maupun keseharian.
Akibatnya, secara tak sadar otak pasien bekerja terlalu keras dan terburu-buru ketika berhubungan seks. Daripada takut dianggap tidak bisa ereksi atau ejakulasi, otak memerintahkan organ-organ seksual pasien untuk berejakulasi meskipun terlalu cepat.
Dengan bantuan terapis, pasien akan menyadari bahwa pola pikir takut gagal itu salah dan merugikan diri sendiri. Caranya macam-macam, bisa dengan menulis buku harian atau mengeluarkan keluh kesah pada terapis.
2. Menjalin hubungan yang lebih erat dengan pasangan
Seks terapi untuk ejakulasi dini selanjutnya adalah pasien diminta untuk mengevaluasi hubungannya dengan pasangan. Pasalnya, supaya pasien lebih rileks dan bisa menikmati seks, ia dan pasangan harus memiliki ikatan batin yang erat.
Sedangkan kalau pasien tidak bisa mempercayai pasangan atau selama ini malah sering mengejek masalah seksual yang dialami, tentu sulit sekali untuk mengatasi ejakulasi dini.
Karena itu, terapis bisa membantu seseorang memperbaiki hubungan dengan pasangan. Misalnya dengan mengajari pasien berkomunikasi dengan pasangan secara jujur, terbuka, dan efektif.
Terapis juga mungkin mengajak pasangan pasien untuk ikut beberapa sesi terapi. Ini supaya si pasangan tahu bagaimana cara mendukung pasien mengatasi masalah ini.
3. Melatih perubahan perilaku
Ingat, CBT bukan pengobatan instan. Tidak ada obat instan yang bisa mengatasi ejakulasi dini. Pasien harus gigih dan punya kemauan tinggi untuk berubah.
Untuk melatih perubahan perilaku, pasien akan diajari berbagai teknik untuk mengusir pola pikir negatif dan mengendalikan diri, misalnya ketika muncul rasa cemas atau gugup saat berhubungan intim. Pasien bisa menarik napas dalam beberapa kali supaya rasa cemasnya pergi. Dengan begitu, pasien jadi lebih mampu menunda ejakulasi.
Pasien juga bisa menanamkan pola pikir positif setiap kali pikiran yang negatif menghantui, misalnya memberi sugesti bahwa seks itu bukan soal adu kemampuan.
Tidak perlu membuktikan apapun pada pasangan, yang penting justru bagaimana pasien menikmati momen intim bersamanya.
Dalam berhubungan intim memang tidak ada patokan durasi, karena tergantung pada hubungan masing-masing. Namun biasanya, berhubungan intim umumnya berlangsung sekitar lima setengah menit bagi pria untuk mencapai ejakulasi.
Ejakulasi dini sendiri juga termasuk dalam disfungsi seksual yang bisa terjadi kepada siapa saja. Ada banyak penyebab namun yang utama adalah faktor psikologis dan fisik. Masalah psikologis bisa berupa gangguan kecemasan, stres, dan depresi.
Sedangkan gangguan prostat (seperti prostatitis) dan juga tiroid, merupakan masalah fisik yang bisa menyebabkan ejakulasi dini. Konsumsi obat-obatan terlarang juga bisa menjadi salah satu penyebab ejakulasi dini sebagai efek samping yang ditimbulkan.
Baca juga: Bra Tanpa Kawat Semakin Diminati Kaum Hawa