Cara Mengatasi Anak yang Mengalami Gejala Anosmia

Purna Warta – Indonesia salah satu negara terbesar yang terkena dan terjangkit Covid-19 di dunia. Hal ini tentunya membuat kita harus semakin waspada dan tidak menganggap enteng terhadap wabah ini.

Anak-anak menjadi salah satu golongan yang rentan terinfeksi Covid-19. Meski tingkat keparahan Covid-19 pada anak hanya 1 persen, namun risiko anak terinfeksi Covid-19 sangat besar.

Salah satu gejala Covid-19 yang sering muncul adalah anosmia (kehilangan indera penciuman) yang menyebabkan anak menjadi sulit makan.

Selain untuk mempercepat kesembuhan, nutrisi yang berasal dari makanan ini juga sangat diperlukan oleh anak. Ia pun membagikan sejumlah tips yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. Harus benar jumlahnya

2. Frekuensi pemberian makan juga harus benar, terdiri dari tiga kali makan besar dan dua kali snack (makanan selingan).

3. Teksturnya harus disesuaikan dengan usia. Kalau usianya 6 bulan sampai 9 bulan, masih bubur halus. 9-12 bulan bubur kasar dan di atas 12 bulan, anak sudah bisa mengonsumsi makanan keluarga.

4. Variasi dan rasa makanan juga harus disukai anak. Makanan yang terlalu hambar untuk anak pun tidak baik, sebab membuat anak menjadi tidak mau makan apapun.

“Hal yang paling sering membuat anak menjadi tidak mau makan adalah pengaturan jam makan anak yang tidak baik. Anak baru saja mendapatkan snack, namun setengah jam kemudian diberi makanan utama, sehingga anak tidak mau makan karena masih kenyang. Makanya sebaiknya kita atur, antara susu, snack dan makan utama tidak terlalu dekat minimal dua jam,” kata Dokter Reza dalam Live Instagram Series Bersama Okezone ‘Covid-19 pada Anak: Gejala dan Panduan Isoman’, Kamis (22/7/2021).

Selain itu adakalanya anak-anak menolak untuk makan dan memilih untuk minum susu saja. Menurut Dokter Reza, fenomena ini bisa dilihat berdasarkan usia sang anak.

Pada anak sehat di atas usia 1 tahun mereka membutuhkan makanan sebesar 70 persen dan susu sebesar 30 persen. Sementara pada anak di atas usia dua tahun, susu hanyalah sebagai tambahan asupan saja, sehingga tidak wajib untuk diberikan.

“Kalau anak tidak ada masalah makan, maka lebih baik konsumsi makan padat. Kecuali ada masalah makan atau masalah oromotornya tidak baik baru ditambahkan susu untuk pengganti makan yang kurang. Kalau di atas 2 tahun dan sering dikasih susu, malah banyak yang mengalami obesitas,” tuntasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *