Purna Warta – Kesadaran masyarakat terkait bahaya rokok dalam beberapa tahun terakhir meningkat dan menunjukkan adanya perkembangan positif.
Sebuah penelitian mengungkapkan, kesadaran masyarakat atas bahaya rokok konvensional kian meningkat. Perokok pun banyak yang memilih berhenti atau setidaknya beralih ke cara alternatif yang lebih rendah risiko.
Menurut Direktur Global Forum on Nicotine (GFN), Gerry Stimson, saat ini ada sekitar 98 juta konsumen di seluruh dunia yang telah beralih ke produk tembakau alternatif yang lebih aman dibanding rokok.
“Bahkan di Jepang, penjualan rokok turun sepertiga sejak produk tembakau alternatif datang ke pasar. Produsen sekarang harus memastikan alternatif yang lebih aman terjangkau oleh konsumen di negara-negara LMIC (low and middle-income countries), bukan hanya konsumen di negara-negara berpenghasilan tinggi,” kata dia seperti dikutip Antara dari The Guardian.
Melansir laporan The Global State of Tobacco Harm Reduction (GSTHR) bertajuk “No fire, No smoke: The Global State of Tobacco Harm Reduction 2018” pada Jumat, menunjukkan konsumsi produk tembakau alternatif ternyata mampu menekan konsumsi rokok konvensional.
Riset Public Health England (2015) juga memaparkan bahwa produk tembakau alternatif rupanya memiliki risiko 95 persen lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.
Laporan tersebut mengangkat contoh keberhasilan beberapa negara. Di Jepang pada periode 2017-2019, produk tembakau yang dipanaskan telah berhasil menurunkan angka perokok sebesar 27 persen. Sementara di Swedia penggunaan “snus” juga telah mengurangi jumlah kejadian penyakit berbahaya terkait rokok, dan menjadikannya yang terendah di Uni Eropa.
Penelitian bertajuk “Snus Cessation Patterns- a Long Term Follow Up of Snus Users in Sweden” pada 2020 menyimpulkan bahwa 80 persen responden berhasil berhenti merokok konvensional dengan metode itu. Kemudian di Norwegia, penggunaan snus juga tercatat berhasil menurunkan jumlah perokok sampai 10 persen sejak 2008 sampai 2017.