Purna Warta – Masker kain yang dipakai berulang kali dalam waktu lama perlu sering dicuci. Penelitian mencatat, semakin lama masker digunakan dan jarang dicuci, berbagai mikroba dari kulit dan tetesan pernapasan menempel di atas permukaannnya.
Penelitian tersebut melakukan uji coba laboratorium. Hasilnya menunjukkan bahwa bakteri, ragi, dan jamur ditemukan dalam jumlah yang banyak ketika masker telah digunakan dalam waktu lama.
Eksperimen tersebut melibatkan masker sekali pakai dan masker kain yang bisa digunakan berulang. Masing-masing digunakan selama 6 dan 12 jam untuk tujuan perbandingan.
Mengutip The Strait Times, para peneliti menguji jumlah bakteri total, ragi, dan jamur. Hasilnya, masker kain yang dapat digunakan berulang mengandung lebih banyak mikroba daripada masker sekali pakai.
Lingkungan yang hangat dan lembap di dalam masker menjadi lokasi yang tepat bagi mikroba untuk berkembang. Namun, peneliti menegaskan bahwa tidak semua mikroba berbahaya.
Joel Lee, Direktur School of Apllied Science Nanyang Polytechnic mengatakan, bahan masker berperan dalam menjebak bakteri setelah digunakan selama 12 jam.
Lee mencatat perbedaan utama antara masker sekali pakai dan masker yang bisa dipakai berulang terletak pada bahan lapisan yang paling dekat dengan mulut.
“Lapisan dalam ini kemungkinan besar di mana bakteri muncul dari batuk atau bersin, atau tetesan aerosol saat berbicara,” ujar Lee.
Dia juga mencatat bahwa masker sekali pakai menawarkan filtrasi bakteri dan permeabilitas udara yang lebih baik. Sementara masker yang digunakan berulang terbuat dari bahan tenun yang dapat menghasilkan ruang lebih besar di antara serat, sehingga menawarkan filtrasi bakteri yang lebih buruk.