Purna Warta – Minum kopi di waktu kapanpun merupakan sudah menjadi kebiasaan baru masyarakat indonesia dalam kurun beberapa dekade terakhir.
Segelas kopi di pagi hari mungkin bakal memberikan sedikit ‘tendangan’ hingga Anda benar-benar keluar dari rasa kantuk. Segelas kopi juga bisa menjadi moodbooster dan meningkatkan adrenalin sehingga Anda bersemangat menjalani hari.
Namun minum kopi ternyata bisa meningkatkan stres. Berdasarkan sebuah studi diterbitkan oleh The Ohio State University oleh Psikiater Ryan S. Patel pada 2017 mengatakan minum kopi justru meningkatkan hormon epinefrin dan kortisol yang mengakibatkan stres.
Dalam studi observasi kepada 25 partisipan yang diberikan kafein secara berkala menunjukkan kafein meningkatkan tekanan darah dan kadar norepinefrin pembentuk stres pada tubuh. Meskipun para partisipan tersebut sedang dalam kondisi istirahat.
Masih menurut studi tersebut, kafein tetap meningkatkan tingkat stres Anda meskipun konsumsinya dalam jumlah sedikit atau intensitas jarang.
Mengapa kafein dalam kopi membuat stres?
Dalam jumlah sedang, konsumsi kafein pada sebagian orang mungkin tak bakal jadi masalah. Tetapi ada pula orang yang langsung tremor atau jantung berdebar kencang hanya setelah satu gelas kopi susu.
Pada dasarnya, kafein dalam kopi akan langsung menuju reseptor adenosin di otak, jantung, dan tempat lain yang membuat Anda lebih terjaga dan waspada.
Kafein juga akan mengaktifkan kelenjar pituitari yang berada di bawah otak. Akibatnya adrenalin meningkat, Anda akan masuk dalam mode ‘siap tempur’.
Hal itu yang menyebabkan seseorang akan semakin semangat bekerja setelah minum kopi. Tidak heran banyak pekerja yang mengkonsumsi kopi sebelum mulai bekerja.
Namun banyak minum kopi juga membuat Anda kehilangan kendali untuk mengatasi stres. Sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan di Molecular Psychiatry menemukan bahwa peminum kopi biasa memiliki koneksi yang lebih sedikit di bagian pemrosesan emosi di otak.
Beberapa gen juga bisa lebih rentan terhadap efek stres yang disebabkan kopi. Sebuah studi di Frontiers in Psychiatry pada tahun 2017 menemukan bahwa beberapa reseptor kafein sangat sensitif, menyebabkannya lebih mudah stres bahkan hanya dengan minum teh.
“Kafein secara tidak langsung dapat menyebabkan lebih banyak stres daripada membantu menghilangkannya. Kafein dapat bermanifestasi dalam bentuk stres, kecemasan, atau depresi tergantung individu,” kata dokter Seema Sarin, direktur EHE Health, seperti dikutip Bustle.
Meski demikian, kafein juga terbukti ampuh membantu seseorang mengatasi stres. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Physiology & Behavior pada tahun 2017 menemukan bahwa ketika seseorang yang stres diberikan kafein, ia lebih mampu mengerjakan tugas berat dan tidak terlalu cemas.