Purna Warta – Virus Nipah menjadi sorotan dan perbincangan dunia dalam beberapa pekan ini karena menurut berita yang beredar, virus ini sudah menewaskan dua orang di India. Apalagi hewan penyebarnya, yakni kelelawar dan babi banyak ditemukan di tanah air.
Virus Nipah sendiri disebarkan oleh cairan tubuh hewan kelelawar dan babi. Cairan yang dimaksud dapat berupa air liur, darah, atau air kencing.
Seseorang bisa terinfeksi virus nipah jika cairan hewan seperti babi dan kelelawar yang mengandung virus nipah masuk ke tubuh lewat mata, hidung, atau mulut. Gejala dari virus mematikan ini ternyata mirip dengan flu biasa.
“Gejala virus Nipah itu demam tinggi, nyeri di sendi dan otot, ataupun mual muntah serta batuk pilek,” jelas Dokter Ngabila Salama melalui video edukasi yang disebarkan di Platform X, dikutip MNC Portal.
Menurut Dokter Agung Dwi Wahyu Widodo, SpMK yang merupakan dosen Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, ada alasan kenapa pasien infeksi virus Nipah bisa sampai koma.
“Adanya infeksi di otak ini yang menyebabkan ensefalitis,” jelas dr Agung, dikutip dari laman resmi UNAIR.
Kalau pasien sudah mengalami ensefalitis, kemungkinan menjadi koma sangat besar bahkan koma terjadi dalam kurun waktu 24 hingga 48 jam.
Hal ini dibuktikan dari hasil autopsi seseorang yang terpapar virus Nipah. Bahwa virus Nipah ada di pembuluh darah dan jaringan di otak, sehingga bisa dikatakan virus ini dapat menginfeksi otak.
“Adanya infeksi di otak ini yang menyebabkan ensefalitis,” jelas dr Agung, dikutip dari laman resmi UNAIR.
Kalau pasien sudah mengalami ensefalitis, kemungkinan menjadi koma sangat besar bahkan koma terjadi dalam kurun waktu 24 hingga 48 jam.
Hal ini dibuktikan dari hasil autopsi seseorang yang terpapar virus Nipah. Bahwa virus Nipah ada di pembuluh darah dan jaringan di otak, sehingga bisa dikatakan virus ini dapat menginfeksi otak.