5 Penyakit yang Menyebabkan Berat Badan Turun

Purna Warta – Penurunan berat badan secara drastis dan berlebihan ini merupakan indikasi bahaya dan patut diperiksa secara serius kepada pihak medis, karena bisa jadi ada yang tidak beres dengan tubuh anda.

Mengutip dari Mayo Clinic, setidaknya terdapat 5 penyakit yang menyebabkan berat badan turun drastis, di antaranya:

1. Addison

Addison merupakan penyakit autoimun karena kelenjar adrenal mengalami gangguan dalam menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron yang cukup.

Sementara pada penderita Addison, jumlah kelenjar adrenal sangat kurang sehingga memengaruhi produksi kedua hormon tersebut. Bahkan pada fase kritis, kelenjar adrenal dapat berhenti memproduksi kortisol yang cukup untuk memasok tubuh.

Padahal hormon kortisol ini dibutuhkan oleh banyak sistem tubuh, mulai dari mengontrol tekanan darah, metabolisme, peradangan, dan memori otak. Kortisol juga membantu mengatur gula darah dan mengontrol kadar air dalam tubuh.

Tentu jika produksinya berkurang, dapat mengancam nyawa pasien.

Penyakit Addison dapat menyerang berbagai kelompok usia, baik laki-laki atau perempuan, dan berpeluang mengancam jiwa apabila tidak ditangani dengan tepat.

2. Kanker

Penyakit yang menyebabkan berat badan turun drastis selanjutnya adalah kanker yang membuat sel-sel abnormal membelah secara tak terkendali dan merusak jaringan tubuh.

Kebanyakan penderita kanker mengalami penurunan berat badan yang signifikan bahkan hingga membuat tubuh terlihat kurus kering. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan atau unexplained weight loss ini biasanya jadi tanda kanker yang pertama kali.

Penurunan berat badan ekstrem paling sering dialami pasien dengan kanker pankreas, lambung, esofagus, dan paru-paru.

Kanker juga dapat menyebabkan gejala seperti demam, lelah dan lesu yang amat sangat, hingga penurunan berat badan. Diperkirakan, mungkin karena sel kanker menyerap banyak energi tubuh.

Selain itu, penderita kanker cenderung kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, kesulitan menelan, merasa kenyang karena hati yang membengkak, usus tersumbat, serta berkurangnya kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi makanan (malabsorpsi).

3. Diabetes

Pada penderita diabetes, produksi hormon insulin tidak mencukupi sehingga mencegah tubuh Anda mengubah glukosa atau gula menjadi energi.

Ketika ini terjadi, tubuh mulai membakar lemak dan otot untuk energi yang menyebabkan penurunan berat badan drastis.

Penurunan berat badan yang tidak terduga ini lebih sering dijumpai pada penderita diabetes tipe 1, tetapi juga dapat dialami oleh diabetes tipe 2.

Pada penderita diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat memaksimalkan penggunaan insulin secara efektif dan tidak dapat mengalirkan glukosa ke sel tubuh. Akibatnya glukosa hanya menumpuk di dalam darah.

Ketika glukosa tidak sampai di sel, tubuh akan mengira ini kelaparan dan menemukan cara untuk mengimbanginya. Tubuh kemudian menciptakan energi dengan membakar lemak dan otot dengan cepat. Kondisi ini menyebabkan penurunan berat badan tiba-tiba.

Selain itu, ginjal juga mulai bekerja keras untuk menghilangkan kelebihan gula dalam darah yang lama-kelamaan dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal.

Diabetes tipe 1 memiliki pola yang serupa, tetapi alih-alih tidak dapat menggunakan insulin, tubuh justru berhenti memproduksinya sama sekali.

4. HIV/AIDS

Meski penurunan berat badan drastis pada pengidap HIV lebih jarang dibandingkan penyakit lainnya, tetapi kasus ini masih sering dialami oleh beberapa pasien.

Hal tersebut terjadi lantaran virus HIV itu sendiri, terlebih jika mengidap HIV namun tidak sedang menjalani pengobatan HIV.

Virus akan dengan cepat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan berkembang menjadi AIDS (sindrom defisiensi imun), melansir WebMd.

AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV yang dapat dilihat dari gejala penurunan berat badan yang cepat.

5. Tuberkulosis (TBC)

Penyakit dengan gejala seperti batuk dan demam ini seringkali membuat berkurangnya nafsu makan dan membuat berat badan turun.

Hal tersebut dibuktikan dalam penelitian dalam International Journal of Infectious Diseases mengenai pola penambahan berat badan selama pengobatan tuberkulosis di Amerika Serikat (2016).

Hasilnya, lebih dari 40 persen pasien dengan TB mengalami kurang nafsu makan dan lebih dari 44 persen kehilangan berat badan.

Studi lain juga menyebut pengurangan berat badan pada pasien TB disebabkan oleh produksi leptin yang rendah. Padahal leptin memainkan peran penting untuk melawan infeksi dari bakteri patogen penyakit TB, yakni Mycobacterium tuberculosis.

Penurunan berat badan ini mengakibatkan malnutrisi atau kekurangan gizi yang selanjutnya merusak sistem kekebalan. Apabila sistem imun penderita TB sudah drop, akan berisiko pada kematian.

Baca juga: Cara Foreplay Seks Terbaik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *