5 Kebiasaan Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental

Purna Warta – Orang yang sering merasa depresi bisa disebabkan beberapa faktor dan salah satunya merasa kelelahan, banyak pikiran dan lain-lain.

Psikoterapis di California, Sarah Greenberg mengungkapkan bahwa perubahan bisa menjadi hal yang sulit terutama bagi mereka yang mengalami gangguan kecemasan dan depresi. Untuk itu, penting untuk bersikap baik kepada diri sendiri termasuk dengan melakukan gaya hidup yang benar.

Berikut sejumlah kebiasaan yang disarankan Greenberg untuk membantu menjaga kesehatan mental, seperti dikutip Psychology Today.

1. Menerima diri apa adanya
Menurut Greenberg, disposisi yang cenderung mengkritik diri sendiri, atau perfeksionis, dapat menjadi faktor risiko kecemasan dan depresi.

“Ini dapat mencakup perasaan seperti Anda harus sempurna untuk diterima, ketidakmampuan untuk menerima kekurangan dalam diri Anda, pengamatan diri yang intens, atau perasaan tidak realistis tentang harapan orang lain dan kemampuan Anda untuk memenuhinya,” paparnya.

Untuk itu, ia menyarankan agar mulai melepaskan diri dari standar hidup yang menjadi beban. Dan salah satu penawar terbaik adalah berbelas kasihan pada diri sendiri.

Menurut peneliti Kristen Neff, belas kasihan diri memiliki tiga komponen: kebaikan diri vs penilaian diri sendiri, kemanusiaan vs isolasi, kesadaran vs identifikasi berlebihan.

“Cara kita memperlakukan diri kita sendiri melalui pasang surut kehidupan dapat memberikan dampak yang luar biasa pada kesehatan dan kesehatan mental,” tambahnya.

2. Hubungan sosial
Sejak lahir, manusia membutuhkan hubungan sosial untuk berkembang. Sebuah studi baru-baru ini yang dipimpin oleh para peneliti di Harvard berusaha memahami apa yang paling bisa melindungi kita dari depresi yang ada dalam kendali kita.

Setelah menganalisis lebih dari 100 faktor potensial, mereka menemukan bahwa hubungan sosial sejauh ini merupakan faktor pelindung yang paling penting.

“Ini merupakan tahun yang sepi bagi banyak orang. Dan banyak yang cemas dengan prospek kembali normal. Tetapi koneksi tidak berarti pesta besar atau kantor yang ramai,” kata Greenberg.

Dia lanjut mengatakan bahwa hal itu bisa berupa curhat kepada satu orang tepercaya tentang apa yang sebenarnya Anda lakukan, mendengarkan apa yang sebenarnya dilakukan orang lain, memberikan ucapan terima kasih yang bermakna, atau melakukan kunjungan (dengan mematuhi protokol kesehatan) dengan anggota keluarga atau teman mana pun.

“Jika ini terasa di luar jangkauan, cobalah membuat daftar singkat orang-orang yang pernah membuat Anda merasa terhubung,” tambahnya.

Penelitian lain menunjukkan bahwa hanya mengingat hubungan positif dapat berdampak positif pada kemampuan kita untuk mentolerir stres.

3. Olahraga
Olahraga dapat menjadi bagian penting untuk mencegah depresi karena gaya hidup yang tidak banyak bergerak merupakan faktor risiko.
Satu studi menemukan bahwa 15 menit sehari olahraga berat secara signifikan mencegah depresi. Studi lain menemukan bahwa 12 minggu olahraga berat pada 30 menit, tiga sampai lima kali seminggu mengurangi gejala hingga 47 persen.

Untuk kecemasan dan depresi yang muncul bersamaan, sebuah studi tahun 2020 yang dipimpin oleh James Blumenthal, profesor psikiatri di Duke University, olahraga paling efektif bila dikombinasikan dengan pengobatan. Jika tidak, tingkat kecemasan yang tinggi tampaknya menumpulkan efek olahraga untuk mengurangi depresi.

4. Pemenuhan nutrisi
Banyak yang telah menuliskan tentang hubungan antara makanan dan suasana hati. Menurut Greenberg, diet tradisional (seperti diet Mediterania) yang tinggi sayuran, biji-bijian, dan lemak baik untuk otak Anda dikaitkan dengan penurunan risiko depresi 25-35 persen dibandingkan dengan pola makan yang lebih tinggi gula, makanan olahan, dan produk susu.

Selain pemenuhan nutrisi, Greenberg mengatakan bahwa mengatasi masalah tidur juga dapat meringankan gejala kondisi kesehatan mental.

5. Mindfullness
Greenberg mengatakan bahwa melalui mindfullness, Anda dapat mengubah cara Anda berhubungan dengan pikiran dan perasaan yang sulit.

Satu studi menemukan bahwa setelah delapan minggu latihan mindfulness, praktisi menunjukkan peningkatan konsentrasi materi abu-abu, yang terkait dengan regulasi emosional, di antara manfaat lainnya.

“Mindfullness bukanlah obat untuk semua, tetapi bisa menjadi alat yang sangat membantu untuk mengubah cara mengalami tantangan,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *