5 Cara Simpel dan Sederhana Terbebas dari Overthinking

Purna Warta – Overthinking adalah istilah yang sering ditujukan pada orang-orang yang memikirkan sesuatu secara berlebihan dan bukan pada tempatnya sehingga muncul pemikiran negatif yang mempengatuhi aktifitas sehari-hari.

Saat ini terjadi, biasanya orang terlalu khawatir terhadap sesuatu sehingga memikirkan hal yang belum nyata dan terjebak oleh pikiran mereka sendiri. Akibatnya, mereka yang mengalami bisa membeku dalam kebimbangan.

“Orang sering terjebak oleh pikiran mereka sendiri karena mereka berjuang untuk kesempurnaan atau mencoba menemukan cara untuk mengendalikan situasi,” kata Kimber Shelton, seorang psikolog dan pemilik KLS Counseling & Consulting Services di Duncanville, Texas dilansir CNN.com.

Orang-orang yang kelewat cemas biasanya memikirkan tentang kesalahan mereka di masa lalu, atau kejadian memalukan. Kondisi itu membuat pikiran mulai berputar dan akhirnya tidak dapat menemukan kesimpulan.

“Pemikir yang berlebihan mengalami kesulitan dalam memprioritaskan masalah mereka dan memahami masalah apa yang berada dalam kendali mereka” ungkap Deborah Serani, psikolog dan staf pengajar senior di Institut Studi Psikologi Lanjutan Gordon F. Derner di Universitas Adelphi di Garden City, New York.

Berikut 5 cara supaya tidak overthinking dari Serani:

1.Menyadari bahwa Anda terlalu banyak berpikir

Kenali tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Anda sudah terlalu banyak berpikir. Telapak tangan berkeringat dan detak jantung menjadi lebih cepat merupakan sinyal-sinyal tubuh yang harus didengarkan.

Meskipun sukar, ada baiknya Anda mempelajari cara mengenali bahwa Anda sudah terlalu banyak berpikir.

2. Mundur Selangkah dan Cari Perspektif Baru

Cara kedua yang bisa Anda lakukan adalah mundur selangkah untuk mendapatkan beberapa perspektif tentang apa yang terlalu Anda pikirkan. Kenali juga apakah Anda memiliki kendali atas cara pikir tersebut.

“Apakah saya memikirkan sesuatu yang berada di luar kendali saya? Atau sesuatu yang dapat saya kendalikan?” kata Serani.

Misalnya, Anda mungkin tidak dapat mengontrol lalu lintas yang membuat Anda terjebak dalam kemacetan dan memicu overthinking. Tetapi, mungkin Anda bisa mengontrol rute yang akan Anda ambil dengan menggunakan GPS, atau menyediakan minuman untuk menghilangkan rasa bosan.

“Jika hal itu adalah sesuatu yang tidak dapat Anda kendalikan, Anda dapat mengatakan pada diri sendiri, saya harus benar-benar memprioritaskan apa yang dapat saya ubah,” ungkap Serani.

3. Isolasi Masalah Tunggal

Jika situasi atau masalah berada dalam kendali Anda, langkah yang bisa dilakukan fokus pada apa yang Anda lakukan saat itu, identifikasi dan pisahkan masalah tunggal yang Anda rasakan saat itu dari percikan problem-problem lainnya.

4. Tenggat Waktu Menyelesaikan Masalah

Setelah Anda berhasil mengidentifikasi satu masalah, langkah selanjutnya adalah menetapkan batas waktu berapa lama Anda akan memecahkan masalah tersebut. Penting untuk tidak terjerumus ke dalam masalah yang tidak produktif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Misalnya, jika Anda terjebak macet dan akan terlambat untuk membuat janji. Pemecah masalah adalah dengan mencari rute alternatif, menelepon orang yang akan Anda temui untuk memberi tahu keterlambatan, atau mengambil napas dalam-dalam saat mendengarkan radio.

Orang yang sedang dalam masalah biasanya mengalami overthinking dan berpikir bahwa ia tidak terima dirinya terjebak dalam kemacetan. Ia dalam situasi ketakutan karena akan terlambat untuk sesuatu yang penting dan bahkan ketakutan orang lain akan mencapnya sebagai orang yang tidak profesional.

5. Rayakan Kemampuan Anda Mengatasi Overthingking

Cara terakhir yang bisa dilakukan supaya tidak overthinking adalah mengenali dan merayakan langkah-langkah kecil yang sudah Anda ambil untuk memecahkan masalah.

Jika Anda belum menyelesaikan masalah sepenuhnya, Anda bisa merayakan fakta bahwa Anda telah berusaha mengambil alih kendali dan kemajuan-kemajuan yang Anda lakukan saat memecahkan masalah.

Banyak orang mungkin tidak berhasil pada beberapa kali pertama mereka mempraktikkan metode ini dan normal untuk merasa seperti itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *