Purna Warta – Ibadah puasa bukan perkara mudah bagi anak, apalagi yang belum terbiasa. Orang tua perlu mengenalkan puasa pada anak, bahkan sebelum bulan Ramadan dimulai.
Psikolog Ayoe Sutomo mengatakan, ada beberapa cara mengajarkan puasa pada anak. Cara-cara tersebut disesuaikan dengan usia dan dan kondisi fisik anak.
“Mengenalkan nuansa puasa pada anak dilakukan jauh sebelum puasa dimulai, supaya mereka [anak] siap menjalani puasa,” kata Ayoe dalam webinar, Rabu (7/4).
Berikut beberapa tips agar anak mau ikut puasa.
1. Mengenalkan konsep berpuasa
Hal pertama yang mesti dilakukan orang tua adalah mengenalkan konsep puasa pada anak. Tahap ini bisa dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadan.
Orang tua bisa menjelaskan bahwa saat puasa, seorang Muslim diharuskan untuk menahan nafsu untuk makan, minum, dan amarah. Beri tahu juga anak mengenai kegiatan dan aktivitas apa saja yang biasa dilakukan di bulan puasa seperti salat Tarawih, sahur, dan berbuka puasa.
“Kita bisa mengenalkan puasa pada anak sejak usia anak 4 tahun. Yang kita kenalkan itu konsep puasanya, apa itu puasa ‘oh menahan haus dan lapar’, dan ini diajarkan terus menerus sebelum puasanya dimulai,” kata Ayoe.
2. Beri motivasi
Motivasi dan dukungan secara moral diperlukan anak supaya yakin pada dirinya sendiri. Ketika Anda mengenalkan konsep puasa pada anak, sebaiknya berikan pula motivasu bahwa ia bisa berpuasa penuh agar anak lebih percaya diri.
3. Jangan memaksa
Mengutip The Asian Parents, banyak orang tua yang sudah mengajak anak berpuasa sejak usia 4 tahun. Meski demikian, orang tua sebaiknya tidak memaksakan anaknya berpuasa secara penuh, atau memaksanya ikut puasa di usia 4 tahun.
Ayoe mengatakan, usia 6-7 tahun merupakan usia ideal untuk mengajarkan anak benar-benar berpuasa. Namun, orangtua juga harus memperhatikan kondisi fisik dan kekuatan anak yang sedang berpuasa.
Ada kalanya anak tidak sanggup berpuasa selama seharian penuh dan minta berbuka puasa di awal (setengah hari). Sang anak bisa jadi terlalu lelah, atau mengalami dehidrasi. Jika demikian, beri anak kelonggaran untuk berpuasa setengah hari.
“Yang penting dia sudah kenal [konsep puasa], bahwa di jam ini, di waktu ini, enggak boleh makan-minum, jadi jangan dipaksakan,” ujar Ayoe.
4. Membuat puasa menyenangkan
Ketika mengajak anak berpuasa, orang tua harus membiarkan anak melakukan apa yang biasa mereka lakukan seperti bermain dengan teman-temannya.
Anda tidak perlu melarangnya untuk bermain atau melakukan aktivitas ringan hanya karena takut anak menjadi lapar. Jika terlalu banyak larangan, anak bisa beranggapan bahwa aktivitas puasa tidak menyenangkan.
Dengan aktivitas ringan, anak justru bisa jadi melupakan rasa haus dan laparnya sehingga tidak meminta berbuka puasa lebih awal.
Ayoe juga menekankan orang tua untuk mengkonotasikan puasa sebagai hal yang menyenangkan agar anak mau ikut menjalani ibadah puasa.
“Jadi anak enggak merasa bahwa puasa itu beban, tapi jadi sesuatu yang menyenangkan,” tutupnya.
5. Buat sahur menyenangkan
Ketika sudah mulai melakukan ibadah puasa, anak cenderung sulit bangun untuk sahur karena belum terbiasa. Pada momen ini, orang tua dianjurkan mengajak anak untuk sahur sejak sebelum tidur.
Sebelum tidur, ingatkan anak untuk bangun saat waktu sahur tiba. Hal itu ditujukan agar anak terstimulasi untuk bangun pada waktu sahur.
Selain itu, anak juga bisa dimintai pendapat santap sahur favoritnya supaya lebih bersemangat mengikuti sahur.
Memasak santap sahur bersama anak juga bisa menumbuhkan rasa percaya diri anak. Ketika masakannya dimakan oleh anggota keluarga dan mendapat apresiasi, maka anak merasa percaya diri dengan kemampuannya.
“Biarkan anak juga memilih mau makan apa, jadi dia mengemukakan pendapatnya, dan ajak memasak biar tumbuh rasa percaya dirinya,” tutur Ayoe.
Baca juga: Tidak Masalah Bertanya Pada Guru, Para Sahabat pun Bertanya Pada Nabi