Washington, Purna Warta – Pejabat tinggi kesehatan AS telah menyerukan penghentian penggunaan vaksin Johnson & Johnson di Amerika Serikat karena beberapa kasus pembekuan darah.
Pejabat senior kesehatan AS hari ini (Selasa, 13/4) menuntut agar vaksinasi Johnson & Johnson AS dihentikan karena beberapa kasus yang terjadi mengakibatkan pembekuan darah pada orang yang menerima vaksin tersebut.
Pihak berwenang mengatakan mereka sedang menyelidiki enam kasus komplikasi pembekuan darah yang langka dan parah pada orang yang divaksinasi dengan vaksin ini di Amerika Serikat. Keenamnya semuanya adalah wanita berusia antara 18 sampai 48 tahun.
Komite Penasihat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS akan bertemu pada hari Rabu (14/4) untuk meninjau laporan kasus-kasus ini. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS juga akan melakukan penyelidikan serupa.
“Sampai proses penyelidikan ini selesai, kami merekomendasikan agar warga berhenti menggunakan vaksin ini sebagai tindakan pencegahan virus corona,” kata seorang pejabat senior FDA dan pejabat senior di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat pada pernyataan Bersama mereka.
Komunitas penyedia layanan kesehatan harus menyadari potensi kemungkinan komplikasi ini dan mereka harus bersiap-siap untuk melakukan diagnosa serta manajemen yang tepat dalam penanganan yang diperlukan untuk jenis pembekuan darah ini.
Menurut New York Times, meskipun tindakan tersebut merupakan rekomendasi, pemerintah federal diharapkan berhenti menggunakan vaksin tersebut di semua pusat vaksinasi pemerintah AS.
Menurut laporan tersebut, kasus seperti ini dapat mempersulit proses vaksinasi di Amerika Serikat, yang sedang meningkat di banyak negara bagian, begitu juga akan mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap vaksinasi.
Vaksin ini adalah satu dosis dan memiliki kondisi penyimpanan yang lebih mudah dibandingkan dua vaksin Amerika lainnya Pfizer dan Modern.