Protes Pembatasan COVID dan Vaksin Wajib Serentak Terjadi di Eropa

Protes Pembatasan COVID dan Vaksin Wajib Serentak Terjadi di Eropa

Praha, Purna Warta Menyusul peningkatan pembatasan pandemi covid-19 di berbagai negara di Eropa, unjuk rasa penentangan dilakukan pada beberapa hari terakhir di sejumlah kota di berbagai negara di Eropa, seperti Jerman, Republik Ceko, Belgia, Perancis dan Austria. Sebaigan besar unjuk rasa berujung dengan bentrokan dengan aparat keamanan setempat.

Ribuan orang di berbagai kota besar di Eropa berunjuk rasa di jalan-jalan dan memegang plakat yang mengkritik kebijakan pemerintah mereka untuk memperketat pembatasan dan vaksinasi terkait virus corona.

Baca Juga : Bagaimana Israel Mengeksploitasi Pegasus?

Ribuan orang Ceko berkumpul di Lapangan Wenceslas Praha pada hari Minggu, mengibarkan bendera dan meneriakkan slogan-slogan menentang pembatasan COVID-19.

Para pengunjuk rasa terutama keberatan dengan pembatasan yang lebih keras bagi mereka yang tidak divaksinasi, termasuk larangan makan di restoran.

“Negara harus mendengarkan tuntutan rakyat. Pengaturan dan pembatasan membawa kita ke jalan neraka,” kata Zuzana Vozabova, salah satu pengunjuk rasa yang membunyikan genderang saat mealkukan aks demonstrasi seperti dilansir Reuters pada Senin (31/1).

Demonstrasi serupa terhadap pembatasan Covid-19 pada Oktober 2020 menyebabkan bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan, dan polisi menggunakan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Pada saat itu, pengunjuk rasa memprotes penggunaan wajib masker dan kebijakan jarak sosial dan pembatasan pertemuan sosial.

Baca Juga : Berselisih Pendapat Soal Iran, 4 Pejabat Senior Mossad Mengundurkan Diri

Sejak pelantikan pemerintah kanan-tengah yang baru di Republik Ceko pada pertengahan Desember 2021, pihak berwenang Ceko telah memberlakukan kebijakan mewajibkan vaksinasi bagi staf medis, polisi, tentara, dan orang-orang di atas 60 tahun. Sementra itu Perdana Menteri Ceko yang baru percaya bahwa Vaksinasi wajib hanya memicu kontroversi di masyarakat, tetapi menekankan bahwa vaksinasi adalah cara terbaik untuk memerangi pandemi.

Protes terhadap pembatasan Coronation tidak terbatas pada Republik Ceko Mengutuk penggunaan wajib masker dan persyaratan pengujian untuk memasuki restoran, toko, dan tempat umum lainnya bagi orang yang belum menerima dosis vaksin Corona.

Sebelumnya padahari Sabtu, kerumunan besar memprotes pembatasan dan kebijakan vaksinasi paksa terjadi di kota Nuremberg Jerman. Di kota Bochum, protes anti-Corona berakhir dengan bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi Jerman, dan sekelompok pendukung pembatasan covid-19 melakukan demonstrasi serupa, yang akhirnya bentrok dengan pengunjuk rasa anti-Corona dan berubah menjadi kekerasan.

Sementara itu di ibu kota Austria, juga digelar unjuk rasa penentangan terhadap pembatasan sosial dan vaksinasi wajib. Demonstrasi berakhir dengan bentrokan dengan aparat keamanan dan penangkapan sejumlah pengunjuk rasa. Untuk diketahui Austria adalah negara Eropa pertama yang mewajibkan vaksin corona yaitu pada 20 Januari tahun lalu.

Baca Juga : Korea Utara Lakukan Uji Coba Rudal Terbaru, Ini yang Ketujuh dalam Sebulan

Laporan menunjukkan bahwa Austria sejauh ini mencatat 1.766.292 kasus virus corona dan 14.061 kematian terkait virus tersebut.

Gambar yang diposting di media sosial menunjukkan pengerahan sejumlah besar pasukan keamanan di kota Bochum. Untuk diketahui, kota Bochum telah mencatat setidaknya 37.426 kasus COVID-19 pada 29 Januari.

Sementara itu ribuan orang berunjuk rasa di ibu kota Belgia untuk memprotes undang-undang pembatasan di kala pandemi. Mereka juga meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah. Protes datang seminggu setelah bentrokan pecah di ibu kota antara polisi dan pengunjuk rasa menentang aturan pembatasan, dan sejumlah orang ditangkap.

Unjuk rasa serupa juga telah terjadi di Paris, Perancis. Ratusan pengunjuk rasa di Prancis berkumpul di ibu kota Prancis pada hari Sabtu untuk memprotes kebijakan paspor Covid-19 yang diberlakukan oleh pemerintah Paris. Mereka juga meneriakkan slogan-slogan menentang Presiden Prancis Emmanuel Macron. Mereka Unjuk rasa juga berakhir dengan bentrokan dengan aparat keamanan.

Baca Juga : Menelisik Kerja Sama Bahrain-Israel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *