Moskow, Purna Warta – Seorang juru bicara istana kepresidenan Rusia mengatakan tekanan hebat kepada negara-negara untuk menolak vaksin anti-covid-19 Rusia belum pernah terjadi sebelumnya, dan menambahkan bahwa upaya tersebut pada akhirnya akan gagal.
Seorang juru bicara Kremlin mengatakan pada hari Selasa (16/3) bahwa tekanan pada beberapa negara untuk menolak membeli vaksin Sputnik V Rusia belum pernah terjadi sebelumnya, walaupun demikian usaha tekanan tersebut tidak memiliki peluang untuk berhasil.
Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov membuat pernyataan itu sebagai tanggapan atas permintaan untuk mengomentari laporan pemerintah AS bahwa Washington telah mencoba menghalangi Brasil untuk membeli vaksin corona Sputnik V buatan Rusia.
Menurut Reuters, laporan tersebut telah dimuat di situs web Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat, dan Reuters juga menjelaskan secara rinci usaha dari Kantor Urusan Global AS (OGA) dalam memerangi apa yang disebut “dampak buruk di benua Amerika”.
Laporan itu menggambarkan upaya diplomatik pemerintah AS untuk melawan upaya negara lain, termasuk Rusia dalam meningkatkan pengaruhnya di kawasan itu yang dapat merugikan keamanan AS.
Seorang juru bicara Kremlin menolak berkomentar langsung tentang laporan tersebut, tetapi pihaknya mengatakan bahwa Rusia menentang politisasi vaksin itu.
“Di banyak negara, tingkat dari tekanan tersebut sangat besar dan belum pernah terjadi sebelumnya. Upaya egois semacam itu dalam memaksa berbagai negara untuk tidak membeli vaksin apa pun tidak memiliki prospek dan keberhasilan kedepannya. Kami percaya bahwa penyebaran vaksin harus sebanyak mungkin dilakukan sehingga semua negara, termasuk yang termiskin sekalipun, memiliki kesempatan untuk dapat mencegah epidemi ini terus berkembang.”
Sebelumnya, istana kepresidenan Rusia mengumumkan adanya rencana bersama Amerika Serikat dan sekutunya untuk menghancurkan kemampuan medis Rusia melawan Corona.
Sebuah sumber di Kremlin mengatakan kepada media Rusia bahwa “Washington dan sekutunya berencana untuk meluncurkan kampanye besar-besaran melawan vaksin Sputnik V.”
Menurut pejabat Rusia tersebut, LSM seperti Source Institute dan Reuters serta kantor berita BBC akan mengambil bagian dalam serangan media yang direncanakan tersebut.
“Target serangan media terhadap vaksin Sputnik V ini adalah semua negara Eropa yang telah menyetujui penggunaan vaksin tersebut,” sumber pemberitaan Khaitlyn Rusia.
Terlepas dari propaganda anti-Rusia, negara-negara Eropa telah menggunakan vaksin Sputnik V ini secara darurat di 50 negara hingga saat ini. Akun Twitter Sputnik Vaccine baru-baru ini mengumumkan bahwa vaksin tersebut berada di posisi kedua dalam hal persetujuan di berbagai negara, melampaui vaksin “Pfizer” dari Amerika.
Reuters baru-baru ini mengutip sumber-sumber pemberitaan Eropa yang mengatakan bahwa negara-negara anggota UE berencana untuk memulai pembicaraan dan kerjasama mengenai pembuat vaksin anti-corona Rusia ini, dan menambahkan bahwa jika itu terjadi, itu akan menjadi kemenangan diplomatik bagi Moskow.
Baca juga: Banting Setir Eropa ke Vaksin Rusia