Langgar Pembatasan COVID-19, PM Inggris Boris Johnson Didenda

Langgar Pembatasan COVID-19, PM Inggris Boris Johnson Didenda

London, Purna Warta – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan menteri keuangan Rishi Sunak akan didenda oleh pihak kepolisian karena melanggar aturan pembatasan Covid-19, kata pemerintah.

Polisi mengatakan sebelumnya pada hari Selasa (12/4) bahwa mereka akan mengeluarkan setidaknya 30 denda lagi untuk orang-orang yang menghadiri pertemuan di kantor dan kediaman Boris Johnson yang melanggar aturan penguncian virus Covid-19 yang ketat, sehingga totalnya menjadi lebih dari 50.

Baca Juga : Ledakan Mematikan Landa Lebanon Selatan, Pencarian Petunjuk Sedang Berlangsung

“Perdana Menteri dan Menteri Keuangan hari ini telah menerima pemberitahuan bahwa polisi Metropolitan bermaksud untuk mengeluarkan mereka dengan pemberitahuan hukuman tetap,” kata pernyataan pemerintah.

“Kami tidak memiliki rincian lebih lanjut, tetapi kami akan menginformasikan kepada Anda lagi ketika kami melakukannya.”

Polisi Metropolitan London mengumumkan 20 denda pada awal bulan lalu, tanpa mengungkapkan jumlah atau identitas mereka yang didenda.

Baca Juga : Korban Tewas Akibat Badai Tropis Filipina Melonjak

Pasukan Keamanan London sedang menyelidiki klaim bahwa Johnson dan pejabat pemerintah mengorganisir dan menghadiri setidaknya belasan acara mabuk pada tahun 2020 dan 2021 yang melanggar pembatasan virus yang ketat di Inggris.

Investigasi Berlanjut

“Penyelidikan atas dugaan pelanggaran peraturan Covid-19 di Whitehall dan Downing Street terus berlanjut,” kata Met dalam sebuah pernyataan.

“Pada Selasa (12/4), kami telah membuat lebih dari 50 rujukan untuk pemberitahuan penalti tetap … untuk pelanggaran peraturan Covid-19,” katanya.

Baca Juga : Yaman – Iran Bahas Pencabutan Pengepungan Total Yaman

“Kami melakukan segala upaya untuk menuntaskan penyelidikan ini dengan cepat, ini termasuk terus menyelidiki sejumlah besar bahan investigasi,” tambahnya.

Permintaan Maaf dari Johnson

Johnson telah meminta maaf atas sejumlah pesta, termasuk perayaan Natal dan pertemuan yang diisi dengan minuman pada malam sebelum pemakaman Pangeran Philip.

Perdana menteri, yang awalnya menyangkal adanya peristiwa pelanggaran aturan yang terjadi di kompleks tempat dia tinggal dan bekerja, secara konsisten menolak kesalahan pribadinya.

Baca Juga : Ada Lebih Dari 5.000 Penembakan Mematikan di AS Tahun Ini

Kantornya mengkonfirmasi pada bulan Februari bahwa Johnson telah mengajukan tanggapannya terhadap kuesioner polisi tentang masalah tersebut tetapi sebuah sumber mengatakan dia belum diwawancarai secara langsung oleh petugas investigasi.

Serangan Rusia di Ukraina telah meredakan tekanan politik pada Johnson, dengan krisis internasional tersebut berhsail menggantikan topik “Partygate” di berita utama surat kabar harian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *