Tehran, Purna Warta – Sekretaris Komite Sains Dalam Melawan Korona, Hamidreza Jamaati menjelaskan status penyelidikan dan pengambilan keputusan terkait penggunaan dua pil anti korona, Molnipiravir dan Paxlovid, di negara Iran.
Hamidreza Jamaati mengatakan tentang studi terbaru pada pil anti korona Molnipiravir dan Paxlovid: “Tentang pil Molnipiravir, mengingat beberapa perusahaan di negara ini telah mengerjakannya dan membuatnya, dan salah satu perusahaan telah membuat molekul pil ini, maka Insya Allah dalam pertemuan yang kami adakan pada hari Sabtu besok (27/11) mendatang di bawah naungan Komite Sains Dalam Melawan Korona, masalah ini akan ditinjau dan keputusan akan dibuat.
Baca Juga : Iran Produksi Superprosesor Dengan Kemampuan 6 Triliun Operasi Per Detik
Dia menambahkan: “Tentu saja, dalam hal apa pun, obat-obatan yang tersedia harus memiliki syarat-syarat khusus. Menurut penelitian, dalam lima hari pertama penyakit korona bagi seseorang, terutama pada orang yang memiliki risiko kematian yang tinggi, seperti penderita diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan pernapasan, Molnipiravir memiliki kemampuan mencegah perkembangan penyakit sekitar 50% dan mengurangi jumlah rawat inap dan kematian.”
“Menurut penelitian, Molnipiravir tampaknya merupakan obat yang baik untuk pengobatan korona,” kata Jamaati.
“Paxlovid juga merupakan obat yang telah diusulkan perusahaan Pfizer dan berharap mendapat persetujuan FDA untuk pengobatan Covid. Studi yang dilakukan perusahaan Pfizer sendiri menunjukkan bahwa 89% pasien dapat mencegah rawat inap atau kematian jika diberikan obat ini dalam tiga hari pertama mengidap Covid. Tentu saja, penelitian yang telah dilakukan di tempat lain belum bisa dilaksanakan di negeri kita, dan kami menunggu hasil penelitian tersebut dipublikasikan di dalam negeri sehingga kami dapat memutuskan apa yang harus dilakukan. Obat-obatan ini akan ditinjau oleh komite kelompok pengobatan Iran pada hari Sabtu dan keputusan akan dibuat, insya Allah,” katanya.
Jamaati dalam permasalahan antibodi Monoklonal efektif dalam pengobatan Covid 19 mengatakan: “Hari Sabtu, komite pengobatan komite ilmiah akan membahas dan memutuskan berbagai antibodi monoklonal yang ada. Antibodi monoklonal juga dapat dilakukan pada pasien melalui proses penyuntikan. Antibodi monoklonal pada tahap awal Covid telah terbukti mampu mencegah perkembangan penyakit.”
Baca Juga : Menkes Iran: Vaksin Razi Cov Pars Adalah Salah Satu Vaksin Tercanggih di Dunia
“Antibodi monoklonal telah digunakan di beberapa negara, tetapi harganya mahal dan kami masih belum memiliki informasi yang cukup tentang anti bodi ini. Pada saat yang sama, Paxlovid sangat baru dan kami harus menunggu hasil studi lebih lanjut,” katanya.
“Saat ini, prioritasnya adalah mendiskusikan dan memutuskan Molnipiravir dan obat-obatan oral lainnya seperti Paxlovid, dan kemudian antibodi monoklonal akan dipertimbangkan lebih lanjut. Namun, di bawah naungan Komite Sains Dalam Melawan Korona, kasus-kasus ini akan diselidiki dan diputuskan pada hari Sabtu,” tambahnya.