PurnaWarta — Diduga seorang pemuda dan lansia meninggal dunia setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca. Namun Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) menyatakan bahwa ini perlu diselediki lebih lanjut apakah disebabkan vaksin atau bukan.
“Satu kasus Trio, satu lagi kasusnya sepertinya tidak terkait dengan vaksin AstraZeneca, lansia, tapi saya detailnya lupa,” kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (17/5).
Hindra menyebut dalam pengamatan Komda dan Komnas KIPI belum pernah ada kejadian orang meninggal dunia akibat vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Dalam beberapa kasus sebelumnya, kata Hindra, orang yang meninggal dunia usai vaksinasi Covid-19 disebabkan hal lain, bukan akibat dari vaksinasi yang diterimanya.
Hindra mengaku telah meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pengujian ulang. Menurutnya, sejauh ini pihaknya tak memiliki cukup data untuk memastikan apakah kematian kedua warga ibu kota tersebut berhubungan dengan vaksinasi.
“Sesuai pedoman WHO, kalau misal ada sampai yang meninggal, kemudian batch yang dipakai sama. Maka batch tersebut harus diuji toksisitas dan stabilitas oleh laboratorium yang certified dalam hal ini Indonesia punya BPOM,” ujarnya.
Untuk itu, Hindra meminta publik menunggu sampai satu bulan ke depan terkait uji toksisitas dan sterilitas yang dilakukan oleh BPOM. Secara teknis, menurutnya, uji itu layaknya pengecekan apakah ada kuman atau bakteri terkandung pada batch vaksin hingga penyuntikan kepada binatang untuk melihat reaksinya.
“Ya, mudah-mudahan cepat kita ketahui hasilnya,” katanya.
Dua kasus KIPI di DKI itu juga sempat disampaikan Jubir Vaksinasi dari BPOM Lucia Rizka Andalusia melalui surat pada 11 Mei lalu. Ia menyatakan BPOM dalam proses investigasi terkait dua laporan KIPI serius yang diduga berkaitan dengan vaksin AstraZeneca.
Kementerian Kesehatan memastikan penghentian sementara vaksinasi AstraZeneca itu hanya berlaku bagi vaksin AstraZeneca batch batch CTMAV547 yang digunakan dua warga tersebut.
Dengan kata lain, tidak seluruh penggunaan vaksin AstraZeneca dengan total dosis mencapai 3,85 juta di Indonesia yang dihentikan.