Purna Warta – Mantan Ketua intel militer Israel dalam tulisannya mengakui ketakutan Tel Aviv melihat kedekatan Rusia dan Iran lalu menjelaskan bahwa persekutuan ini akan meningkatkan kemampuan Tehran dalam realisasi dua target strategis.
Rai al-Youm mengutip analisa salah satu surat kabar berbahasa Ibrani yang mengungkap kekhawatiran Zionis mendengar persekutuan Iran-Rusia yang mungkin akan berakibat pada realisasi dua target strategis negeri Para Mullah.
Yair Lapid, Perdana Menteri Israel beberapa hari lalu menyebut kedekatan Rusia dan Iran dengan sangat berbahaya dan menganalisa indikasi penggunaan pesawat tanpa awak Iran di perang Ukraina oleh pihak Beruang Merah lalu menyatakan, “Ini bukanlah satu hal yang tidak mungkin diremehkan oleh Israel. Karena alasan ini, Tel Aviv menganalisa pembahasan persekutuan dengan Washington terkait perkembangan situasi Ukraina.”
“Kami meyakini bahwa relasi Iran dan Rusia merupakan satu masalah serius, bukan hanya untuk Israel tetapi untuk Ukraina, Eropa dan semua dunia. Kerja sama Iran dan Rusia akan membahayakan dunia internasional,” klaimnya.
Dalam pengamatannya, Rai al-Youm menuliskan, “Israel tidak bisa menyimpan rasa khawatir dan ketakutannya melihat kedekatan Rusia dan Iran. Kepada diri sendiri dan dunia, mereka memberikan peringatan efek dari relasi ini dan hal ini dengan transparan tersirat dalam klaim penggunaan drone Tehran di perang Ukraina. Menurut keyakinan para pakar keamanan, Rusia akan meningkatkan bantuannya kepada Iran untuk menambah eksistensinya di Suriah dan masalah inilah yang membuat para pemilik keputusan politik dan keamanan Israel ketakutan dan tidak bisa tidur.”
Jenderal Tamir Hayman, eks Ketua Intel Militer rezim Zionis menjelaskan, “Perkembangan dalam sistem terbaru dunia akan mendobrak pintu-pintu keamanan etnis Israel, sedangkan dalam persaingan dunia sekarang, Israel mengandung kepentingan serta peran dalam kemenangan Barat.”
Jenderal Hayman sudah lepas tugas militer Israel di pertengahan tahun kemarin dan sekarang dia menjadi Direktur Analisis Keamanan Etnis rezim Zionis. Dalam jurnalnya di media Israel HaYom, Jenderal Hayman menjelaskan, “Setiap sukses Rusia merupakan hasil dari dukungan Iran yang telah menjadi sumber kedekatan Rusia-Iran. Makna dari keberhasilan ini adalah perkembangan kekuatan, kekuasaan Republik Islam Iran dan sukses mereka dalam realisasi dua target strategis, yaitu kekuatan nuklir dan hegemoni Kawasan.”
“Di samping sukses taktik Israel di medan perang versus teroris Palestina di Tepi Barat, ditambah keberhasilan Tel Aviv dalam upaya mengembalikan stabilitas di perbatasan-perbatasan utara dengan ditandatanganinya garis perbatasan maritim dalam waktu dekat ini, maka kami berada dalam wilayah perubahan geopolitik yang mana efeknya sangatlah besar yaitu persaingan antara Timur dan Barat demi perubahan sistem internasional,” tambahnya.
Koalisi Rusia-Iran, menurut analisa mantan Ketua Intel Militer Zionis ini, merupakan salah satu dari tiga unsur utama dalam perkembangan situasi internasional selain perang di Ukraina dan dokumen strategi keamanan nasional AS.
“Meskipun dalam sorotan biasa, ketiganya tidak memiliki keterkaitan satu sama lainnya dan untuk Israel tidaklah membahayakan, namun dimungkinkan keamanan etnis Israel akan beresiko dan kami harus bersiap untuk menghadapi hal itu,” peringatnya.
Di samping isyaratnya akan klaim Ukraina yang menyatakan penggunaan drone Iran di perang di Kiev, Jenderal Hayman menjelaskan, “Perubahan pertama adalah dukungan Tehran ke Moskow, karena Iran telah menyerahkan sistem persenjataan ke Rusia. Dengan mengirim pesawat tanpa awak ke Rusia, maka Iran telah berperan dalam invasi ke Ukraina dan di dalam negeri, Tehran juga meningkatkan ekspor minyak lebih dari satu juta barel. Ini adalah satu perbedaan besar dengan opini di Medsos akan eksistensi ekonominya dan berdasarkan hal ini, maka pemerintah akan menjawab secara tegas dan efektif semua demonstrasi.”
Perubahan kedua, menurut keyakinan Jenderal Hayman, adalah perang Ukraina. Kepada poros Barat, Rusia telah mendeklarasikan situasi darurat. Tekanan kepada Ukraina juga telah ditingkatkan dan Kremlin memutuskan untuk meneruskan perang hingga menang. Pasukan serta peralatan perang telah dipindah dari Suriah ke Ukraina.
“Perubahan ketiga, dokumen strategi keamanan nasional AS, di mana disana dituliskan bahwa China merupakan ancaman bagi sistem dunia dan bahaya dalam kaca mata kepentingan keamanan nasional Amerika. Ini berartikan bahwa negara-negara Timur Tengah harus menyelesaikan masalahnya sendiri dan AS hanya berperang sebagai pendukung. Washington berjanji untuk mencegah Iran bersenjatakan nuklir, namun mereka tidak akan mengoperasikan militer karena perubahan sistem dan teknologi menjadi salah satu investasi keamanan nasional Amerika,” tegasnya.
Selanjutnya, Jenderal Mayhan menjelaskan, “Lain dengan yang lalu, Rusia kali ini menjaga peralatan Iran di Suriah hingga mengganggu aktivitas bebas Israel. Secara tidak langsung, Beruang Merah berperan dalam pengiriman peralatan militer mutakhir Iran ke Suriah dan mendukung upaya negeri Para Mullah untuk eksis di Damaskus. Ini merupakan satu permasalahan yang lebih besar dari kecaman dan serangan ke Israel.”
Dalam tulisannya ini, Jenderal Mayhan juga mengklaim ancaman strategis nuklir Iran ke Israel dan menegaskan, “Jika waktu berlalu seperti ini, indikasi menjalin satu kesepakatan menjadi lebih kecil, meskipun rekonstruksi ekonomi sebagai hasil kesepakatan itu ada, tapi petinggi Iran takkan lagi melihat adanya keuntungan di dalamnya.”
“Berbeda dengan kemarin, petinggi Iran sekarang mencicipi racun pernyataannya sendiri. Fakta saat ini menunjukkan bahwa tidak ada untungnya memiliki poin dan di bawah dukungan Rusia dan China, Tehran akan kuat di mana hal itu mengindikasikan satu perlawanan versus Barat via jaringan ekonomi-keamanan,” jelasnya.
“Karena Amerika melihat Iran sebagai satu duri di dalam Kawasan, maka terciptalah satu bahaya di mana Iran dalam hal ini terus menggenjot program nuklir tanpa batas, tanpa protes dan penghalang. Oleh karena itu, ada indikasi Iran akan memandulkan efek sanksi dan setiap manuver militer AS versus Iran tidak akan masuk rasional. Di tengah situasi seperti ini mungkin saja kami menjadi satu bagian dari resolusi kekuatan-kekuatan nuklir Timur di bawah struktur nuklir Iran,” tambahnya.
Di akhir, Jenderal Hayman menjelaskan satu ancaman strategis jangka panjang yang sangat perlu diperhatikan.
“Itu dikarenakan buah dari persaingan AS-China telah menjadikan tema perdagangan teknologi, analisis dan kemajuan sebagai satu objek sensitif keamanan dan bahaya bagi roda ekonomi terpusat di Israel,” akhirnya.