Yang Seharusnya Dilakukan Negara-Negara OKI Terkait Krisis Afganistan

Yang Seharusnya Dilakukan Negara-Negara OKI Terkait Krisis Afganistan

Purna Warta – Negara-negara Islam yang bergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harus memikirkan jalan keluar krisis Afganistan. Pada konferensi tingkat Menlu di Pakistan, diharapkan upaya mereka dalam menyelesaikan krisis di Kabul yang salah satunya disebabkan faktor boikot keuangan yang diaktifkan oleh Amerika Serikat.

Negara-negara OKI telah melakukan pertemuan pada hari Minggu, 19/12, kemarin. Mereka membahas opsi dan program jalan penyelesaikan situasi darurat Afganistan.

Baca Juga : AS Keluar dari JCPOA Hanya Berartikan Kalah Strategi, Tidak Selainnya

France24, 19/12, dalam laporannya menuliskan bahwa di tengah cekik ancaman kelaparan di awal musim dingin, negara-negara blok Barat masih enggan membantu Afganistan karena Taliban. Masyarakat internasional terus berusaha mengkoordinasikan program jalan keluar dari krisis Kabul.

Imran Khan, PM Pakistan sebagai tuan rumah konferensi OKI, dalam pembukaan pertemuan menjelaskan, “Jika tidak ada langkah secepatnya, Afganistan akan mengarah ke instabilitas. Instabilitas tidak akan menguntungkan siapapun.”

Konferensi ini ikut diramaikan oleh perwakilan dari PBB dan organisasi-organisasi internasional lainnya, bahkan kekuatan dunia seperti Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang.

Amir Khan Muttaqi, Pejabat Kemenlu Taliban, menyatakan bahwa pemerintahan baru akan menghidupkan perdamaian dan keamanan. Taliban telah mengambil langkah besar untuk menyelesaikan tuntutan pemerintahan global dengan tetap menjaga HAM, termasuk hak perempuan.

Baca Juga : Bukan Hanya Tolak Isolasi Tehran, Emirat Juga Nafikan Opsi Militer Vs Iran

“Taliban tidak akan membiarkan Afganistan berubah menjadi pangkalan agresi-agresi ke negara-negara lain,” jelasnya dan menegaskan bahwa Taliban tidak akan mengaksikan balas dendam kepada petinggi sebelumnya.

Menurut laporan France24, selain bantuan darurat, Afganistan juga membutuhkan jaminan stabilitas ekonomi dalam jangka panjang. Masalah ini berkaitan dan tergantung pada keputusan Washington. Apakah Gedung Putih mau mencairkan miliaran dolar uang simpanan bank pusat Afganistan ataukah tidak? Dan membuka kran boikot yang telah menjauhkan berbagai pihak, baik pemerintahan maupun organisasi, untuk bekerjasama dengan Afganistan.

PM Pakistan menambahkan, “Mereka harus membedakan masalah pemerintahan Taliban dengan 40 juta rakyat Afganistan.”

Menlu Turki, yang ikut hadir di tengah konferensi, selain berterima kasih pada upaya Iran dalam menyelesaikan krisis Afganistan, juga menuntut organisasi internasional ini, yaitu OKI, untuk lebih aktif dan memobilisasi dukungan internasional kepada Afganistan.

Baca Juga : Penjelasan Rinci Hasil Pembicaraan Wina Kesatu Sampai Keenam

Mevlut Cavusoglu, Menlu Turki, menyatakan, “Hampir 33 juta sipil Afganistan menghadapi kelaparan. Organisasi Kerja Sama Islam harus memainkan peranan sebagai pemimpin dalam memobilisasi masyarakat dunia.”

Begitu juga Menlu Iran, dalam konferensi di Islamabad ini mengajukan 4 usulan untuk membantu bangsa Afganistan dan menjelaskan, “Negara-negara Islam harus mendukung tim pemerintahan Afganistan dan pihak-pihak lainnya dalam membangun pemerintahan global Kabul.”

“Pemerintah Islam Iran melihat keamanan, stabilitas politik dan sosial Afganistan dalam struktur kepentingan negara-negara Kawasan. Kami yakin bahwa keamanan langgeng dan stabilitas politik serta sosial di Afganistan akan tercipta dengan jalan ikut andilnya semua pihak dan pemerintahan global yang mencakup semua etnis dan agama di dalamnya,” tambah Menlu Iran.

“Mengundur perkara ini akan memberikan kepada musuh kesempatan untuk lebih mengaktifkan jaringan luas penjahat masyarakat dengan memanipulasi penyebaran teroris ISIS, masalah ekonomi, krisis dalam sosial, kesehatan dan kebutuhan-kebutuhan primer kehidupan. Instabilitas, kemiskinan dan kelaparan akan semakin meluas setelah 20 tahun penjajahan dan kehancuran semua infrastruktur, bahkan memikulkan nir-efektifitas pemerintahan Kabul dan bangsa,” tegasnya.

Baca Juga : Israel Akui Perannya dalam Teror Qasem Soleimani, Lalu Apa Dampaknya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *