Purna Warta – Mendahulukan ideologi atas kompetensi adalah metode berbahaya dan bisa berakhir fatal, tulis Timur Tarkhanov seorang jurnalis Rusia mengomentari kebakaran hebat di Los Angeles.
Pada hari Selasa lalu pukul 10:30 waktu setempat api yang membakar perbukitan di Palisades merambat ke pemukiman dan api terus membesar yang terus membara selama berjam-jam menjadi bencana kebakaran hebat Los Angeles. Api tak kunjung padam dan usaha petugas damkar tak membuahkan hasil maksimal akibat sejumlah kendala dan berujung pada ribuan hektar lahan terbakar dan lebih dari 10.000 struktur bangunan hangus terbakar menjadi abu.
Sebab utama dari kebakaran hebat di Los Angeles ini hingga sekarang belum diidentifikasi secara pasti kendati sudah puluhan orang ditangkap atas kecurigaan tindakan arson atau pembakaran disengaja.
Disamping semua kerugian dan kehancuran yang melanda daerah Hollywood yang terkenal itu, banyak pihak sayap kanan liberal Amerika ataupun pihak-pihak luar lainnya menuding kebijakan woke atau mereka sebut virus woke memiliki andil dalam terjadinya peristiwa dahsyat ini.
Woke atau wokeism adalah sebuah istilah yang berarti kesadaran dan tolerasi diversitas manusia. Meski demikian, gerakan ini lebih identik dengan gerakan LGBT yang bertujuan mempromosikannya di seluruh dunia dan menormalisasikannya.
Elon Musk dan Bill Ackman, dua milyuner Amerika menyuarakan hal tersebut di media sosial dan menyalahkan program DEI (Diversity, Equity and Inclusion) di LAFD (Pemadam Kebakaran Los Angeles) sebagai faktor pemicu kehancuran akibat kebakaran ini.
Program Diversity, Equity and Inclusion ini mempromosikan diversitas orientasi seksual di LAFD dengan meningkatkan toleransi dan memberikan kesempatan terhadap orang-orang dari berbagai ras ataupun orang-orang yang memiliki kecenderungan seksual berbeda dalam kata lain LGBT. Namun program ini dalam prakteknya banyak mengabaikan kompetensi yang akhirnya mengakibatkan banyak orang meninggal, “DEI means people DIE” DEI artinya orang-orang mati, tulis Elon Musk di Twitter (kini X).
Elon Musk juga di kesempatan lain menulis “mereka mengutamakan DEI ketimbang menyelamatkan nyawa dan rumah”.
LAFD sejak 2022 dipimpin oleh Kristin Crowley seseorang yang di biografinya menulis bahwa ia adalah pemimpin LAFD pertama yang merupakan LGBT. Sejak kepimpinannya, LAFD menciptakan DEI demi mempromosikan agenda LGBT dan memberikan kesempatan bagi kaum LGBT di departemennya.
Megyn Kelly mengkritisi Crowley menuding pemimpin damkar lesbian itu meletakkan diversitas orientasi seksual sebagai prioritas bukannya mengisi hidran-hidran pemadam dengan air.
Timur Tarkhanov mengkritisi program ini sebagai pengutamaan ideologi atas kompetensi yang menimbulkan kerugian dan kehancuran yang sangat destruktif dan mahal.
“Hidran-hidran air yang kering, kurangnya anggaran pelatihan dan peralatan yang sudah lawas menghambat upaya damkar. Ini semua adalah masalah-masalah yang mestinya dibenahi jauh hari sebelum bencana dahsyat seperti ini” tulis Tarkhanov di RT.
“LAFD justru menjalankan berbagai program pelatihan terkait DEI seperti pelatihan bias implisit (melatih toleransi terhadap LGBT) dan pemberian kesempatan pelatihan secara sama rata bagi semua (bagi kaum LGBT). Departemen pemadam kebakaran ini lebih sibuk menjamin demografis lingkungan kerja sesuai dengan diversitas penduduk kota ketimbang menyediakan perlengkapan dan pelatihan yang memadai untuk menghadapi ancaman kebakaran hebat” tambahnya.
Hal ini sangatlah mengherankan, bagaimana sebuah departemen yang bertugas menyelamatkan jiwa dan kota justru sibuk bejibaku dengan ideologi orientasi seksual sampai-sampai mengorbankan kompetensi yang berujung pada kebakaran hebat Los Angeles ini menimbulkan kerugian besar.
Kendati demikian, para konservatif terus membela dan melawan tudingan-tudingan pihak sayap kanan liberal Amerika ini dengan mengatakan bahwa kejadian ini adalah bencana alam yang memang tidak bisa dihindari dan memiliki pemicu seperti angin besar Santa Ana dan perubahan iklim yang menyebabkan bencana kebakaran kerap terjadi.
California Selatan mengalami 2 dekade kekeringan yang diikuti 2 tahun pertumbuhan vegetasi yang drastis. Lalu, area itu kembali mengalami kekeringan selama 8 bulan yang tentu menyediakan banyak sekali material mudah terbakar seperti dedaunan dan kayu kering.
Beredar video yang cukup viral dimana Joe Rogan pada bulan Juli tahun lalu di podcastnya mengatakan pernah berbincang pada seorang damkar yang memprediksi akan ada peristiwa semacam ini.
“ . . ini salah satu yang membuatku khawatir, dia memberitahu padaku bahwa, suatu hari akan datang angin dengan kecepatan yang tepat dan api akan muncul di tempat yang juga tepat lalu membakar Los Angeles hingga laut dan tidak ada yang bisa kita lakukan mengenai hal tersebut. . . bayangkan api yang membakar lahan seluas ribuan hektar sekaligus dengan angin mencapai kecepatan 64 km perjam yang membawa percikan api kemana-mana, ke atap rumah, ke semak-semak, semuanya kering, api akan tersebar begitu luas, kita tidak akan bisa melakukan apa-apa”
Oleh: M. Rumi