Upaya Amerika Serikat Menyatukan Kurdi Timur Laut Suriah

Upaya Amerika Serikat Menyatukan Kurdi Timur Laut Suriah

Purna Warta – Salah satu surat kabar Lebanon mengungkap upaya AS untuk menyatukan para Kurdi timur laut Suriah dengan target stabilitas eksistensi mereka dan para sekutunya di kedaulatan Damaskus.

Dengan memberikan janji-janji, Washington berusaha untuk menjauhkan pertemuan perdamaian Kurdi dengan pemerintah Damaskus. Membuka perbatasan dengan Irak, mendukung keuangan untuk membangun program ekonomi dan mencarikan opsi agar lepas dari sanksi Caesar adalah janji-janji Amerika kepada kelompok Kurdi timur laut Suriah. Di bawah upaya dan janji ini, Amerika Serikat akan menancapkan kestabilan intervensi dan eksisnya dengan mempertajam perselisihan antar Kurdi.

Baca Juga : Israel Perang di Yaman Pake Topeng Emirat

Al-Akhbar dalam analisanya melaporkan, “Beberapa hari ini, Washington memulai gerakannya untuk mengaktifkan perundingan Kurdi-Kurdi dengan impian penyatuan mereka di bawah struktur resolusi dengan Turki dan upaya menguatkan intervensi di bagian timur laut Suriah. Strategi ini diaktifkan di saat pasukan partai Demokratik Kurdi (pasukan oposisi pemerintah Damaskus atau pasukan Demokratik Suriah/SDF, antek AS) tidak mampu mengambil kontrol sepihak di daerah-daerah pendudukannya. Dengan demikian maka opsi administrasi otonomi terjerumus dalam kompleksitas opsi-opsi lainnya.”

“AS bergerak untuk mengaktifkan perundingan Kurdi-Kurdi, antara partai Persatuan Demokratik (yang disebut jaringan partai Buruh Kurdi), partai Dewan Nasional Kurdi dukungan Turki dan Kurdi Irak. Setelah itu, melalui perundingan ini maka SDF (pasukan Demokratik Suriah) akan mencapai impiannya untuk mengambil alih dan kontrol daerah-daerah pendudukannya, yang hingga kini masih belum bisa direalisasikan,” tulis al-Akhbar.

Mazloum Abdi, Komando pasukan Demokratik Suriah (SDF) pasukan oposisi pemerintah Damaskus, dalam pertemuannya dengan kelompok internasional, sedikit membahas perselisihan keras antara pasukan Demokratik Suriah dan Kurdi Irak. Perselisihan Kurdi Suriah dan Irak sudah lama. Meskipun mereka setuju dengan pentingnya persatuan, namun mereka meyakini adanya intervensi Turki di antara anggota. Perbedaaan dalam praktis tidak bisa menciptakan satu formula. Dalam pesannya kepada Turki, Mazloum Abdi menegaskan dukungan pasukan partai Persatuan Demokratik untuk mengadakan pertemuan demi menyelesaikan perselisihan, jauh sebelum rencana Amerika ini. Perundingan ini akan diadakan di bawah dukungan Turki.

Baca Juga : Di Balik Kunjungan Putra Presiden Mesir ke Israel

“Strategi ini dipimpin oleh Matthew Pearl, utusan AS di timur laut Suriah, dan diaktifkan di tengah krisis hubungan SDF (pasukan Demokratik Suriah) dan Kurdi. Hal inilah yang menyebabkan Kurdi menutup perbatasannya di wilayah kontrol SDF hingga menjadi faktor utama krisis ekonomi administrasi otonomi,” tulis al-Akhbar menganalisa.

Di lapangan, menurut surat kabar Lebanon tersebut, Amerika Serikat mengupayakan pengembangan kesepakatannya dengan Turki dengan mengakhiri perang antar pasukan dukungan Ankara, dari satu sisi dan SDF, dari sisi lain.

Hal ini merupakan perkara yang telah disinggung oleh James Jeffrey, eks Utusan AS di Suriah, dengan mengatakan Minggu kemarin secara transparan, “Target utama Pentagon di Suriah adalah meningkatkan kepentingan AS di Kawasan dan menutup jalan Iran.”

“Target intervensi militer AS di luar negeri adalah menguatkan kepentingan keamanan Washington dan sekutunya serta menopang politik asing via eksis di negara-negara lain. Kami hadir di al-Tanf , Suriah, demi memutus jalan antara Damaskus dengan Tehran di bagian selatan. Di periode Donald Trump juga ada beberapa manuver dengan tujuan menekan pemerintahan Bashar al-Assad,” tegas James Jaffrey.

Baca Juga : Manuver Yaman: Satu Peluru 4 Titik Sasaran Sekaligus

Pearl, di pekan kemarin, juga mengadakan sejumlah pertemuan dengan para wakil partai Kurdi jaringan Dewan Nasional Kurdi dan manajemen otoritas dengan target mengentas halangan yang ada dalam upaya menyelenggarakan perundingan. Pertemuan-pertemuan ini dilakukan setelah AS menekan SDF atau pasukan Demokratik Suriah untuk mundur dari rencana pertemuan dengan pihak pemerintah pusat Damaskus usulan Rusia.

Melihat strategi ini, Moskow marah sebagaimana yang terlihat dalam kebijakan-kebijakannya dan terakhir, Sergey Lavrov, Menlu Rusia, mengajak SDF agar lebih rasional karena bukan Amerika yang menentukan nasib Kawasan.

Lavrov mengambil contoh kasus Irak dan meminta pasukan Demokratik Suriah untuk mengambil pelajaran dari kasus tersebut lalu berupaya mencapai kesepakatan dengan pemerintah Suriah.

Sementara pemerintah Suriah terus bergerak maju mengepakkan perundingan perdamaian dengan pihak-pihak dalam negeri di wilayah-wilayah timur laut hingga Raqqa. Faktor yang membuat Washington ikut bermanuver dan pasukan Demokratik Suriah, karena kesepakatan perdamaian ini telah membuka gerbang pengaruh dan menciptakan perselisihan dalam proyek Amerika.

Baca Juga : Rudal Yaman Hancurkan Reputasi Emirat

“Di tengah perkembangan ini, diprediksikan bahwa pasukan SDF akan menghadapi banyak masalah besar di periode selanjutnya. Ada dua masalah paling mencolok: Pertama adalah perkembangan proyek AS yang memaksa pembaruan struktur wilayah administrasi otonomi dan menyerahkan hegemoni partai Persatuan Demokratik (jaringan partai Buruh Kurdi) ke partai-partai dukungan Turki dan Kurdi. Perihal keduanya adalah pulang ke meja bundar Rusia dan mencari opsi dari kesepakatan perdamaian dengan Suriah. Para petinggi pasukan Demokratik Suriah merasakan bahwa proyek administrasi otonomi akan segera berakhir secara praktis. Hal ini akan memaksa mereka untuk mencari opsi ketiga karena lalai ataupun upaya mencari kesempatan kedua demi stabilitas eksistensi,” hemat al-Akhbar.

Berdasarkan hal ini, membeli waktu adalah salah satu faktor pertahanan pasukan Demokratik Suriah (SDF). Karena tekanan ekonomi di wilayah kontrolnya dan minimnya dukungan AS, menjadikan SDF memikul supresi besar. Penutupan perbatasan wilayah Kurdi ditambah kontinuitas serangan pasukan dukungan Turki, membuat kemarahan penduduk daerah kontrol SDF semakin membara. Dengan fakta ini, perhitungan SDF dalam persoalan ini akan berakhir pada beban bahaya yang takkan bisa dipikul.

Baca Juga : Jenderal Kondang Zionis: Masalah Dalam Israel Lebih Berbahaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *