Tilik Ulang Pernyataan Bennett: Saya Membunuh Banyak Arab

Tilik Ulang Pernyataan Bennet: Saya Membunuh Banyak Arab

Yerusalem, Purna Warta Naftali Bennet dan Yair Lapid selaras membangun aliansi baru dalam upaya menyusun Kabinet. Media-media kembali menilik ulang lembaran-lembaran sejarah Naftali Bennet yang ditetapkan sebagai Perdana Menteri periode awal roda kepemimpinan Israel.

Dalam lansiran analisa al-Jazeera Mubasher, Jumat (4/6), dijelaskan bahwa setelah kesepakatan Pemimpin oposisi Parlemen Knesset untuk mengemban tugas pembentukan Kabinet, mulailah mengalir nama Naftali Bennett, Ketua partai sayap Kanan Israel, Yamina, di lisan-lisan.

Baca Juga : Qatar: Sebelum Masalah Palestina Selesai, Takkan Ada Normalisasi

Peselancar dunia maya aktif mengutip pernyataan Naftali Bennett yang sebelumnya menyatakan, “Saya telah membunuh banyak orang Arab dan itu tidak apa-apa.” Karena pernyataan ini, mereka mengejek nama Kabinet baru Tel Aviv, Kabinet Reformasi dan merubahnya dengan Sistem Pembersih Etnis.

Huwaida Arraf, seorang pakar Hukum blasteran Amerika-Palestina, dalam hal ini menyatakan, “Media-media Israel fokus pada laporan wawancara pembentukan koalisi di Israel, tanpa mengisyaratkan sepatah katapun bahwa orang itu, yang disepakati menduduki kursi Perdana Menteri, adalah orang yang bangga membunuh orang Arab.”

 

Untuk mendukung pendekatannya ini, Huwaida mengutip pernyataan salah satu anggota kondang partai Yamina dan menambahkan, “Ayalet Shaked, orang kedua partai Naftali Bennet juga menuntut pemusnahan Palestina.”

Al-Jazeera Mubasher juga mencantumkan catatan seorang penulis, Keyvan yang menyatakan, “Sangatlah mengherankan metode informasi kepada kami bahwa pemilihan Naftali Bennet, yang pernah berbangga diri membunuh banyak orang Arab, sebagai pengganti Netanyahu disebut titik kemajuan politik Israel.”

https://twitter.com/islamphobiacow/status/1400513990959132675

 

Siapakah Naftali Bennett?

Lebih lanjut, media Qatar tersebut sedikit mengupas masa lalu Naftali Bennett dan menuliskan bahwa nama Naftali Bennett, Ketua partai Yamina dan kandidat Perdana Menteri, terlilit kasus politik pembangunan pemukiman di Palestina Pendudukan dan laknat orang-orang Arab.

Pada tahun 2005, Naftali Bennett terjun ke dunia politik. Di saat namanya disebut sebagai calon pemimpin oposisi Netanyahu di Knesset, Naftali Bennett menjadi manajer dan mengetuai koordinasi kampanye Benjamin Netanyahu dalam pemilihan ketua partai Likud.

Pada Pemilu tahun 2013, Naftali Bennett memimpin partai sayap Kanan Rumah Yahudi (The Jewish Home) dan berhasil meraih 12 kursi di Parlemen Knesset. Jumlah kursi ini telah membuka pintu jabatan kementerian seperti urusan ekonomi, agama, Yerusalem dan imigrasi.

Baca Juga : Facebook Blokir Akunnya 2 Tahun, Ini Kata Donald Trump

Sementara pada Pemilu 2015, The Jewish Home party meraih 8 kursi di Knesset dan mendapatkan kedudukan di Kementerian Pendidikan.

Al-Jazeera Mubasher melanjutkan tilik ulangnya terhadap dokumen Naftali Bennet dan melaporkan bahwa antara tahun 2009 hingga 2020, Naftali Bennett menduduki kursi Kementerian Perang Kabinet Benjamin Netanyahu. Bersama Ayalet Shaked, Bennett membangun partai baru, partai Yamina, pada tahun 2020 dan langsung meraih 7 kursi Knesset dalam pertarungan pemilihan umum Maret kemarin. Beginilah pintu kepemimpinan PM bergantian dengan Yair Lapid terbuka untuknya.

Selain itu, tambah al-Jazeera Mubasher, Naftali Bennett juga terkenal dengan sikap antinya akan pembentukan negara Palestina. Dia terus meneriakkan akuisisi daerah “C”, wilayah yang mencakup 61% Tepi Barat.

Di akhir, surat kabar Qatar tersebut menjelaskan bahwa pada tanggal 30 Juni 2013, Naftali Bennett kepada surat kabar The Jerusalem Post, “Saya telah membunuh banyak orang Arab dalam hidupku. Hal ini tidak ada masalah. Jika Anda menangkap seorang teroris, mudah saja Anda membunuhnya.”

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *