HomeAnalisaThe Jerusalem Post: American Empire Segera Runtuh

The Jerusalem Post: American Empire Segera Runtuh

Purna Warta – Salah satu surat kabar kondang Israel cetakan Palestina Pendudukan menyindir keputusan komunitas dunia yang menaruh tanggung jawab internasional ke tangan Amerika Serikat dan menyebut kekalahan di Afganistan sebagai tanda hari akhir kerajaan Washington.

The Jerusalem Post dalam satu catatan Amotz Asa-El menelusuri alasan di balik penarikan pasukan tergesa-gesa militer AS dan sekutunya dari Afganistan dan melaporkan, “Kekalahan ini menunjukkan bahwa American Empire untuk menguasai dunia segera berakhir.”

“Kerajaan Amerika, periode sultan, kontraversi dan kerakusan sejarah negara ini berada di ambang keruntuhan. Imperialisme ini telah dimulai semenjak agresi udara dan Filipina 120 tahun lalu sampai berubah menjadi poros terkuat sejarah dunia. Namun sekarang mencapai titik di mana dari segi kapasitas, kosong, dari sisi modal, kosong, dan dari segi tujuan, tak relevan,” hemat Asa-El di awal catatan analisisnya.

“Ketika sosial Amerika Serikat ambruk sebab berbagai masalah -dari kontrol senjata dan program kesehatan hingga kesejahteraan dan pengguguran janin- kemunduran kerajaan Gedung Putih adalah salah satu target yang dioperasikan oleh Donald Trump, Barack Obama begitu juga Joe Biden. Tapi jelas dengan kapasitas peran berbeda-beda dari berbagai macam kejanggalan,” tambahnya.

Selanjutnya, analis kondang Israel tersebut menorehkan catatan, “Melihat sejarah imperialisme, situasi internasional dan genetik sosial Amerika, satu-satunya opsi bagi Paman Sam sekarang adalah menarik mundur dari kancah dunia… Kerajaan AS membangun 800 basis militer, 20 kali lebih banyak dari 4 negara adi daya lainnya. Jumlah pasukan bersenjata Pentagon di luar negeri sebanyak 200 ribu, jumlah yang sama dengan seluruh pasukan Prancis. Sekitar 50 negara dari 195 kedaulatan internasional, menampung pasukan Amerika Serikat.”

Dengan menyingkap anggaran pertahun militer Pentagon yang mencapai 770 miliyar dolar, Asa-El menjelaskan, “Sepanjang sejarah di setiap potongan waktu, AS terus menargetkan macam-macam tujuan… Di akhir Perang Dunia II, kebijakan Amerika berubah. Amerika bukan lagi satu negara muda yang bertujuan untuk unjuk kekuatan, namun sekarang Washington menjalani rotasinya dengan kebimbangan dalam bertahan hidup.”

Asa-El juga mengupas keruntuhan Uni Soviet karena perlawanan Amerika dan akhir perang dingin dan menuliskan, “Kemudian Amerika memasuki fase ketiga, hal yang tak juga dimenangkan olehnya adalah menciptakan kepulauan baru.. Kala itu, imperialisme Amerika mencari Injil dan Kitab Suci privasinya. Mendiktekan ideologi-ideologi kerajaan AS sudah gagal sebelum masuk Afganistan dan selanjutnya juga akan terus gagal. Ambisi Paman Sam untuk memaksa dunia menerima ideologi-ideologinya sama seperti yang lain, tak lebih. Oleh karena itulah, kekalahan di Afganistan bisa dijadikan perang terakhir American Empire.”

“Kalian harus kuat untuk mempertahankan satu ideologi, seperti yang dilakukan Amerika di perang dingin, adalah satu hal. Namun jika Anda ingin manipulasi kekuatan tersebut untuk menyebarkan ideologi, ini satu hal lain (sangat berbeda). Ini bukan dunia buruh. Ini adalah bukti kedua akan nir-makna kerajaan Amerika di waktu sekarang. Bukti pertamanya adalah negara-negara adi daya pesaing, berbeda dengan Uni Soviet, tidak berupaya menyebarkan ideologinya. Rusia dan China anti demokrasi, namun tidak mempermasalahkan metode manajemen Barat,” tambahnya mengupas sistem zaman sekarang.

“Terus kenapa Anda memblok dunia dengan militer, Paman Sam, basis militer dan kapal-kapal induk,” tanya The Jerusalem Post. “Kenapa Anda menganggarkan 770 miliyar dolar? Sedangkan kota-kota metropolitan AS sudah jijik dengan anjing-anjing kumuh, banyak tempat yang dipenuhi oleh buta huruf, kemiskinan, hinaan dan pesimistis.”

“Imperialisme Amerika sudah menjadi hampa, tak lagi memperhatikan rakyatnya, menguras kantongnya untuk perang dengan nilai-nilai tak mungkin musuh semu. Periode American Empire sangatlah kompleks,” akhir The Jerusalem Post.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here