Purna Warta – Nord Stream, pipa gas Rusia ke Eropa bocor karena sebuah ledakan. Banyak prediksi di dunia politik dan media yang memanas menelisik pelaku utama.
Setelah petinggi Denmark menegaskan bahwa gas Nord Stream 2 mengalami kebocoran di laut Baltik. Swedia juga menekankan bahwa Nord Stream 1 juga bocor ke lautan Swedia. Karena laporan ini, Eropa dan dunia menyadari bahwa kedua pipa gas Rusia Nord Stream 1 dan 2 meledak dan penyaluran gas tertupus.
Baca Juga : Tentara AS Transfer Lebih Banyak Peralatan ke Pangkalan Ilegalnya di Suriah
Sejak tersebarnya berita ini, ada banyak isu mengenai ledakan kebetulan dan sabotase. Banyak media, khususnya media Jerman yang mengindikasikan sabotase dan menolak indikasi kebetulan. Mereka meyakini bahwa langkah ini merupakan satu aktifitas sabotase terang-terangan dan pemerintah bertugas untuk memastikan banyak segi ledakan beserta pelakunya.
Beberapa jam pasca insiden, media Prancis mengabarkan peristiwa ini dengan mengutip laporan pusat pengawasan gempa Swedia yang mendokumenkan dua ledakan bawah laut.
Bagaimana Sabotase Dilakukan?
Surat kabar Jerman, Tages Spiegel mengutip narasumber dekat dengan tim penyelidikan dan melaporkan bahwa pipa gas Nord Stream 1 dan 2 Rusia mungkin diserang dengan menggunakan kapal selam atau penyelam terlatih khusus.
“Ini bukanlah satu peristiwa biasa. Melihat letak pipa yang berada di dasar laut, operasi peledakan butuh pada satu teknologi, peralatan dan orang-orang terlatih,” tulis Tages Spiegel. Kuantitas kerugian yang tidak bisa ditentukan sebelum ada penyelam terlatih yang menyelidiki ke bawah laut.
Sementara pemerintah Denmark menjelaskan bahaya yang mengelilingi wilayah sekitar pipa. Mereka meminta semua kapal merubah arah agar tidak melewati wilayah ini.
Baca Juga : Jika Pengepungan dan Serangan Berlanjut, Perpanjangan Gencatan Senjata Tidak Ada Artinya
Siapa yang Meledakkan Pipa?
Di tengah upaya penyelidikan Eropa dalam mengungkap pelaku utama kebocoran pipa gas Rusia ke Eropa, beterbangan tersangka utama dalam ledakan ini di dunia maya Ukraina.
Sebagian media dan petinggi politik Eropa meyakini bahwa Ukraina atau pendukung Ukraina yang berada di balik insiden ini. Sementara Mykhailo Podolyak, Penasihat Kantor Kepresidenan Ukraina dengan tanggap mentweet, “Kebocoran gas Nord Stream pasti merupakan serangan terorisme terprogram Rusia dan merupakan provokasi perang versus Eropa.”
“Rusia ingin instabilitas ekonomi Eropa sebelum musim dingin yang menakutkan. Balasan dan investasi terbaik untuk keamanan adalah mengirim tank ke Ukraina, khususnya tank Jerman,” tambahnya.
Selain itu, media Prancis juga menyebut serangan terorisme yang melatarbelakangi kebocoran gas Nord Stream 1 dan 2. Akan tetapi media Paris tidak menjelaskan lebih lanjut negara mana pelakunya.
Baca Juga : Sana’a: Memperpanjang Gencatan Senjata tanpa Memenuhi Kebutuhan Rakyat berarti Kematian Klinis
Moskow yang Melakukan dan Ingin Menuduh Kiev
Satu lagi dari media Jerman menuliskan prediksi secara serius dengan menunjuk Rusia sebagai dalang. tak selesai di sini, Moskow juga berencana mengkambinghitamkan Ukraina. Uni Eropa juga menuduh Rusia yang brutal dan ingin mengurangi pemasokan gas ke Benua Biru.
Akan tetapi Kremlin menolak segala tuduhan ini dan menyatakan, “Sanksi Barat telah menghalangi rekonstruksi infrastruktur bawah laut.”
Tages Spiegel melaporkan, “Musim panas ini, Rusia memutus pasokan gas dari Nord Stream secara sepihak. Dan menuduh sanksi sebagai faktor yang menghalangi aktifitas gas Nord Stream. Para politikus Eropa menjelaskan bahwa Rusia memanipulasi pipa gas ini sebagai alat menakuti (Eropa) agar mengurangi dukungannya ke Ukraina dalam perang ini.”
Dari awal, menurut analisa para pakar, Rusia ingin menciptakan krisis di Eropa melalui cara ini. Mereka meyakini keputusan merusak pipa gas ini akan mengembangkan krisis energi, menaikkan harga energi dan mempercepat inflasi ke tingkat paling atas. Ini semua target Rusia.
Baca Juga : Iran: Kelompok Teroris Ancaman Serius Bagi Afghanistan dan Komunitas Internasional
Begitu Juga Polandia…
Di tengah hiruk-pikuk ini, juga dipaparkan satu opini, jika bukan Rusia dan ingin target ini tetap terlaksana dengan cara lain, maka cara lain tersebut adalah Polandia.
Polandia adalah pihak yang selalu protes dengan proyek Nord Stream. Dalam banyak kesempatan, Polandia terus memperingati Jerman. Dengan dasar inilah, banyak pengamat yang meyakini bahwa Warsawa juga bisa menjadi pihak yang berkepentingan dalam kasus ini, karena transisi gas melalui Nord Stream mengurangi nilai geopolitik negeri ini.
Bukti lainnya dari perkara ini adalah insiden kebocoran terjadi satu hari sebelum pembukaan proyek pipa gas alami baru sepanjang 850 kilo Polandia dan Norwegia dengan nama Baltic Pipe melalui Denmark.
Petinggi Benua Biru memuji pipa gas ini sebagai opsi lain Nord Stream 1 dan 2 Rusia. Menteri Energi Norwegia menyebut proyek ini sebagai titik awal dalam jalan kemerdekaan Eropa.
Baltic Pipe telah menyambungkan Polandia dengan Denmark dan Norwegia. Proyek ini telah memberikan kesempatan kepada Polandia untuk mengimpor gas Norwegia. Juga menghadiahkan kesempatan untuk Swedia dan Denmark untuk membeli gas alami Polandia.
Salah seorang jurnalis mengingatkan, “Sekarang peristiwa pipa Nord Stream telah menghadiahkan poin urgenitas proyek Baltic Pipe.”
Baca Juga : Aktivitas Petugas Pemadam Kebakaran Wanita Dimulai di Tehran
Terima Kasih Amerika
Dalam hal ini, Amerika juga tak lepas dari tuduhan. Radek Sikorski, Wakil Polandia di Parlemen Eropa dalam tweetnya menulis, “Terima kasih Amerika.”
Setelah tweetnya ini, Radek dituduh sebagai pendukung Rusia dan dia meneruskan di laman Twiternya, “Semua negara Ukraina dan laut Baltik menolak pembangunan proyek Nord Stream selama 20 tahun. Sekarang ada 20 miliyar Dolar sampah besi di bawah laut. Dan ini merupakan kerugian lain karena keputusan merusaknya untuk menyerang Ukraina.”
Tanda-tanda dari Biden
Di tengah ombak opini ini, ada video Joe Biden yang viral. Dalam video tersebut, Biden mengancam Rusia dengan proyek Nord Stream jika menyerang Ukraina.
Video menunjukkan pertanyaan seorang jurnalis kepada Joe Biden, “Tetapi kontrol pipa ini di tangan Jerman, bagaimana Kamu (Biden) akan mencegahnya? Biden dengan tegas menjawab, kami akan mencegahnya. Kami mampu melakukan hal ini.”
Pakar serta banyak analis yang juga mengindikasikan kaki tangan Amerika yang mengoperasikan ledakan ini.
Nord Stream dan Geopolitik Timur Eropa
Perlu diketahui bahwa Nord Stream merupakan sekumpulan pipa bawah laut gas alami di laut Eropa yang mengirim gas Moskow ke Berlin melalui wilayah maritim Baltik. Nord Stream ada dua. Satu membentang dari Vyborg, Rusia hingga Lubmin, Jerman, disebut Nord Stream 1. Satu lagi membentang dari Ust-Luga, Rusia hingga Lubmin, Jerman dan disebut Nord Stream 2. Nord Stream 1 bersambung ke pipa OPAL di Olbernhau di bagian timur Jerman dan perbatasan Ceko dengan pipa gas NEL di Rehden, barat laut Jerman.
Para pihak kontra dengan pipa Nord Stream meyakini bahwa proyek Rusia ini ditujukan untuk mengurangi poin geopolitik negara-negara timur Eropa dan Jerman mau tidak mau telah menjadi pemain bahaya keamanan geopolitik.
Baca Juga : Warga Iran Tolak Kerusuhan yang Didukung Asing
Menurut mereka, dengan selesainya proyek ini, maka Eropa akan selalu butuh pada Rusia. Kedua, bagian timur Eropa timur akan kehilangan poin geopolitiknya karena sebelumnya menjadi tempat transit pengiriman gas Rusia-Eropa. Eropa timur akan mudah ditelan Rusia.